TRIBUNNEWS.COM - Konser musik yang seharusnya menjadi hiburan, justru berakhir ricuh.
Bahkan kericuhan terjadi sebelum acara konser dimulai.
Kericuhan saat konser tersebut, terjadi di De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (22/7/2023).
Konser di De Tjolomadoe ricuh karena kekecewaan penonton kepada EO yang acara musiknya gagal berlangsung.
Penonton yang sudah menumpuk pun meluapkan kekecewaan dengan merusak sejumlah tenda.
Diketahui, konser musik bertajuk "Dont Stop - Take Your Dream" tersebut akan menampilkan enam bintang tamu, seperti Superman Is Dead, Koil, Rebellion Rose, MCPR, Havin Hell, Stand Here Alone, dan Malu 2X.
Baca juga: BREAKING NEWS: Konser Musik De Tjolomadoe Ricuh, Superman Is Dead Mengadu ke Gibran
Mengutip TribunSolo.com, penonton mulai ricuh dengan merusak tiket box sekitar pukul 18.40 WIB.
EO Tak Kuat Bayar Sound System
Setelah kericuhan yang sempat terjadi, pihak kepolisian pun turun ke lokasi.
Kapolres Karanganyar, AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy, turun langsung ke lokasi.
Ia pun mengungkap, apa yang menyebabkan batalnya konser tersebut.
Jerrold mengatakan, konser gagal karena pihak penyelenggara tak kunjung melunasi vendor dari soundsystem.
"Pihak EO dari penyelenggara musik masih belum menyelesaikan kewajiban ke vendor soundsystem dengan nilai Rp 120 juta," kata Jerrold, kepada TribunSolo.com.
Polisi Amankan 3 Orang dari Pihak EO
Ia juga mengatakan, tiga orang telah diamankan.
Tiga orang tersebut, diketahui sebagai pihak penyelenggara atau EO.
"Ada ketidak jujuran dari pihak EO ke vendor, sehingga manajemen vendor ini tidak mau melanjutkan konser," ungkap Jerrold.
Tiga orang yang diamankan terdiri dari satu perempuan dan dua laki-laki.
"Setelah itu, dari EO kita amankan, menjaga pemuda-pemudi di sini terkait hak dan kewajiban," tambahnya.
Baca juga: Konser Musik De Tjolomadoe Dibatalkan Karena Ricuh, Polisi Amankan Tiga Orang Penyelenggara
Pedagang Rugi Jutaan Rupiah
Kekecewaan tak hanya dirasakan oleh penonton, pedagang yang mengisi tenda atau tenant di acara musik tersebut juga turut merasakan kekecewaan.
Salah seorang pedagang, Wulan (33), mengaku rugi jutaan rupiah akibat gagalnya acara konser tersebut.
"Saya di sini dagang nasi siomay sama es, modal Rp 3,5 juta, ditambah uang sewa Rp 1 juta sehingga total Rp 4,5 juta," kata Wulan, Sabtu (22/7/2023).
Ia mengaku, telah membuka lapak sejak siang hari, dan harus rebutan tenda karena penyelenggara hanya menyediakan 10 tenda.
Namun, kata Wulan, pihak panitia sudah memesan 18 tenant.
"Mereka hanya sediakan 10 tenda tapi yang sudah mesan 18 tenan," ungkap Wulan.
Listrik juga baru bisa menyala selepas Magrib.
Baca juga: Superman Is Dead Keluhkan Konser De Tjolomadoe di Karanganyar, Begini Jawaban Gibran
Wulan menambahkan, dagangannya baru laku Rp150 ribu.
"Kemudian saya lihat penonton rusuh masuk ke dalam, rusuhnya habis Maghrib, tenda digoyang-goyang," kata Wulan.
"Ada yang sempet jualan ada yang belum laku, tempat saya baru laku Rp 150 ribu, ya pengennnya uang sewa kembali, kerugian dikembalikan," pungkas Wulan.
Band Bintang Tamu Gelar Konser Mini di Kafe
Untuk mengobati kekecewaan para penonton, beberapa band yang tampil menggelar konser mini di sebuah kafe di dekat De Tjolomadoe.
Mereka adalah Rebellion Rose, Havinhell, dan MCPR.
Ketiganya menggelar mini konser selama kurang lebih 30 menit.
Hal tersebut dikonfirmasi Manajer kafe Beer Garden, Fredy Harida.
Ia mengatakan, kedatangan mereka ke kafenya untuk sekedar jamming dan bertemu dengan para fans yang batal nonton di De Tjolomade.
"Mereka jamming di sini, cuma 30 menit, gak sampai 1 jam saja,"kata Fredy kepada TribunSolo.com, Sabtu (22/7/2023).
Tiga band tersebut, menggelar konser mini tersebut bermula dari pihak band MCPR yang datang ke kafe.
Kemudian, dia melakukan koordinasi kepada pihak kepolisian terkait untuk persiapan hal tersebut.
"Untuk jumlah lagu yang dinyanyikan, saya kurang tahu, karena mereka jammingnya sebentar sekali," pungkas Fredy.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunSolo.com, Mardon Widiyanto)