News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Viral

Polisi 'Kabulkan' Keinginan 2 Bocah di Lampung yang Minta Ayahnya Ditangkap karena Bunuh sang Ibu

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Kiri) Tersangka ayah pembunuh ibu 2 bocah di Lampung Tengah yang buron sejak 2015 dicokok polisi di Kalimantan Barat. (Kanan) T dan S, kakak beradik di Lampung Tengah yang meminta bantuan Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menangkap sang ayah yang membunuh ibu mereka.

TRIBUNNEWS.COM - Dua bocah kakak beradik, ARPP alias T (11) dan SANR alias S (9) beberapa waktu lalu viral di media sosial karena meminta keadilan atas kematian ibunya, IS.

Diketahui, IS dibunuh oleh suaminya sendiri (RP) atau ayah dari T dan S pada 2015.

T dan S meminta keadilan karena RP hingga tahun 2023 ini kabur dan belum ditangkap.

Akibat dari pembunuhan tersebut, T dan S warga Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, Lampung tersebut hidup bersama neneknya.

Kini T dan S dapat sedikit bernafas lega, pasalnya RP kini telah diringkus oleh jajaran Polres Lampung Tengah.

Mengutip TribunLampungTengah.com, RP diringkus di Kalimantan Barat pada Rabu (26/7/2023).

Baca juga: Viral Bocah di Lampung Tengah Minta Ayahnya Ditangkap karena Kabur usai Bunuh Ibunya 7 Tahun Lalu

Kasat Reskrim Polres Lampung Tengah, AKP Dwi Atma Yofi Wirabrata mengonfirmasi hal tersebut.

"Tersangka sudah diamankan Tekab 308 presisi Polres Lampung Tengah pada Rabu (26/7/2023) pukul 03.00 WIB, di Kecamatan Empanang, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat," ungkap Dwi.

Dalam penangkapannya, Polres Lampung Tengah berkoordinasi dengan kepolisian wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

"Kini tersangka dalam proses pengamanan dan selanjutnya akan ditindak secara hukum di Polres Lampung Tengah," ujarnya.

Ternyata, sejak kejadian pembunuhan pada tahun 2015 lalu, Polres Lampung Tengah telah menetapkan ayah dua anak tersebut sebagai target operasi.

Pihak keluarga juga telah melaporkan hal tersebut ke Polsek Terusan Nunyai sehari setelah kejadian tepatnya tanggal 18 Juli 2015, dengan Nomor : TBL/158-B/VI/2015/LPG/RES LT/SEK TENUN.

Sebelum meninggal, kata AKP Dwi, korban sempat dirawat di rumah sakit.

Ia juga mengatakan, tersangka kerap berpindah-pindah ketika hendak ditangkap.

"Tersangka dikenal selalu berpindah-pindah ketika hendak ditangkap," lanjut Dwi.

Kakak adik di Lampung Tengah meminta bantuan Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk tangkap sang ayah yang berkasus hukum. (Istimewa)

Baca juga: Ayah dan Anak Pelaku Pembunuhan Anggota Keluarga di Lampung Ditangkap, Polisi Ungkap Motif Pelaku

Kronologi Pembunuhan

Diwartakan TribunLampungTengah.com, Sulastri yang merupakan nenek dari T dan S menceritakan tragedi penganiayaan yang berakhir dengan meninggalnya korban pada 2015 silam.

Ketika itu, pelaku yang sudah cerai dengan istrinya menginap untuk sahur bersama.

Namun, pelaku justru cekcok dengan korban, di depan T dan S.

Pelaku juga menganiaya korban dan mengambil senjata tajam untuk menyerang korban.

T dan S pun harus melihat kejadian mengerikan tersebut, terlebih yang membunuh ibu T dan S adalah ayahnya sendiri.

Sulastri yang saat itu tengah bekerja, terkejut ketika mendengar kabar IS menjadi korban penganiayaan RP.

"Saya baru mau mulai bekerja, tahu-tahu saya dipanggil suruh pulang. Setibanya di rumah pukul 21.00 WIB, IS sudah terkapar bersimbah darah di hadapan kedua anaknya," ujar Sulastri.

Sulastri mengatakan, korban sempat dirawat selama tujuh hari di rumah sakit.

Sulastri selaku nenek yang menanggung hidup dua bocah yang ibunya meninggal karena dianiaya ayah hingga meninggal pada 2015 silam.

Baca juga: Himpitan Ekonomi jadi Motif Pembunuhan Driver Taksi Online, Korban Bekerja Malam karena Istri Hamil

Sulastri yang saat itu tengah bekerja, terkejut ketika mendengar kabar IS menjadi korban penganiayaan RP.

"Saya baru mau mulai bekerja, tahu-tahu saya dipanggil suruh pulang. Setibanya di rumah pukul 21.00 WIB, IS sudah terkapar bersimbah darah di hadapan kedua anaknya," ujar Sulastri.

Korban yang sempat siuman pun mengatakan pada Sulastri, untuk jangan sampai pelaku membawa T dan S.

Sulastri yang saat itu tengah bekerja, terkejut ketika mendengar kabar IS menjadi korban penganiayaan RP.

"Saya baru mau mulai bekerja, tahu-tahu saya dipanggil suruh pulang. Setibanya di rumah pukul 21.00 WIB, IS sudah terkapar bersimbah darah di hadapan kedua anaknya," ujar Sulastri.

Viral di Media Sosial

T sempat membuat video yang ramai diperbincangkan.

Dalam video tersebut, T meminta bantuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menangkap ayahnya.

Hal tersebut dilakukan agar sang ayah bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Kepada bapak Jokowi dan bapak Listyo, saya minta tolong untuk segera menangkap bapak saya yang membunuh ibu saya."

"Tragedinya pada tahun 2015, di depan saya sendiri, saya pas itu masih kecil. Saya minta pertolongan kepada bapak Jokowi untuk menangkap bapak saya," ungkap T.

Video ini kemudian menjadi viral lantaran diunggah oleh akun TikTok @ikf_nusantara  dan akun Instagram @ndorobei.official pada Senin (24/7/2023).

(Tribunnews.com, Renald)(Tribunlampungtengah.com, Fajar Ihwani Sidiq)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini