TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangerap terlihat menghadiri upacara peringatan HUT ke-78 RI, Kamis (17/8/2023) dan ia hadir bersama istrinya, Erina Gudono.
Busana adat yang dikenakan Kaesang yakni baju adat Kawasaran dari Minahasa, Sulawesi Utara menjadi sorotan.
Apalagi ia akhirnya dinobatkan menjadi salah satu pemakai busana terbaik dan berhak mendapatkan sepeda dari Presiden Jokowi.
Terungkap fakta, busana yang dikenakan Kaesang memiliki berbagai makna.
Melalui unggahannya, Erina Gudono menjelaskan makna di balik baju adat yang dikenakan.
Baca juga: Saat Sri Mulyani dan Kaesang Dapat Hadiah Sepeda dari Jokowi
KAWASARAN MINAHASA
Tiga simbol utama Kawasaran meliputi :
1. "gegenang" (ingatan) disimbolisasikan dengan porong di bagian kepala menggunakan bulu ayam jago dan kepala burung uak. Dimaknai sebagai melakukan kebaikan.
2."pemenden" (perasaan) disimbolkan dengan "karai" berupa kulit kayu dan kalung, baik kelana (dari manik-manik), dari taring babi rusa, ataupun kalung dari perunggu. Maknanya manusia harus selalu menimbang dengan perasaan tetapi jangan berlebihan.
3. "keketez" (kekuatan) disimbolkan dengan ikatan-ikatan di tangan, di kaki dan pinggang. Ikatan yang telah didoakan ke Sang Khalik dan dipercaya bisa memberi kekuatan.
Atribut penting lain yang biasa digunakan adalah "santi" (pedang) sebagai simbol pembuka jalan kehidupan, pemelihara kehidupan dan pelindung kehidupan itu. Tengkorak merupakan simbol pemburu.
Dalam tarian ini sering diteriakkan “I Yayat U Santi” yang berarti angkat pedang dan mainkan (acung-acungkan). Maknanya penyemangat menghadapi tantangan kehidupan.
I Yayat U Santi!
KAWASARAN MINAHASA
Tabea! Sigi Ne Waraney!
Kawasaran adalah tradisi leluhur Suku Minahasa Sulawesi Utara dan merupakan tarian Ksatria Minahasa yang disebut "Waraney".
Mulanya kawasaran dilakukan untuk menjalankan ritual Mahsasau.
Kawasaran "kawak"yang berarti "melindungi" dan "asaran" yang berarti "sama atau berlaku seperti" artinya, Kawasaran menjadi sama seperti leluhur di masa lalu, menjadi pelindung tanah, pelindung negeri, pelindung kehidupan.
Bagian dasar baju adalah kayu alam yang diikat dengan kain tenun pampele dan dipadu-padankan dengan kain tenun kaiwu patola.
Tata busana dan aksesoris dibuat mengacu pada sustainable fashion dan tidak menggunakan materi hewan asli.
Kami memakai baju kawasaran sebagai lambang penghormatan kami kepada para WARANEY (ksatria) bangsa yang telah berjuang melawan penjajah. Kami nyalakan jiwa muda ksatria WARANEY untuk melanjutkan perjuangan memajukan bangsa.
I Yayat U Santi!
Selanjutnya pada potret yang ke tiga, Erina Gudono menggunggah potret dirinya sendiri dengan caption yang sama dengan unggahannya yang pertama.
Unggahan Erina Gudono mendapat beragam komentar dari warganet.
"Sumpah mbak erina mau pakek baju apa aja tetap cantik, auranya tetap keluar", tulis @csep****
"Itulah INDONESIA. Mau pake baju adat Minahasa, tetap Indonesia. Mau pake bajut adat dayak, tetap Indonesia. Mau pake bajut adat aceh, tetap Indonesia. Mau pake baju adat Papua, tetap Indonesia. Dan seterusnya, masih banyak lagi. Coba ke eropa, halah baju khasnya satu negara paling satu dua macam. Lebih2 ke uncle sam, mana itu baju adatnya? Jd we must proud become Indonesia." tulis @rizki.nuug****
"Torang samua basudara, Merdeka," tulis @mar*****h_rumagit
(Tribun Manado/Tirza Ponto)
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Potret Kaesang dan Erina Gudono Hadiri Upacara di Istana, Pakai Baju Adat Kawasaran dari Minahasa