TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, hikmah penutupan TPA Piyungan menjadi daya paksa kepada masyarakat dan pemda untuk melakukan pengurangan sampah di sumber melalui pengomposan skala rumah tangga (RT) atau skala kawasan dan melakukan pemilahan sampah anorganik sebagai bahan baku daur ulang.
“Ditjen PSLB3 akan memberikan dukungan sarana dan prasarana atau Sarpras untuk optimalisasai TPS3R dan Bank Sampah, menghubungkan offtaker, dan pemberdayaan akademisi untuk edukasi masyarakat tentang pemilahan dan pengurangan sampah di sumber melalui program KKN atau pembinaan masyarakat,” ujar Rosa Vivien, usai Upacara Hari Kemerdekaan RI ke-78 di Plaza Ir.Soedjono Soerjo, kawasan Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (17/08/2023).
Sebelumnya, Dirjen Rosa Vivien dan beberapa Direktur di Ditjen PSLB3, KLHK melakukan kunjungan kerja untuk melihat situasi lapangan ke Bank Sampah dan Tempat Pembuangan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R) di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta pada Selasa, 15 Agustus 2023.
Seperti diketahui, sesuai Surat Edaran No.658/812 tentang Penutupan Pelayanan TPA Regional Piyungan, Pemerintah DIY mulai menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan dari 23 Juli sampai dengan 5 September 2023.Merespons penutupan TPA Piyungan hingga September mendatang, Pemerintah Kabupaten Sleman dan Bantul serta Pemkot Jogja melakukan antisipasi agar sampah tidak menumpuk.
Pemda DIY mendorong pengolahan sampah dilakukan melalui 64 TPS3R seiring dengan penutupan TPST Piyungan selama 1,5 bulan. Namun sebaiknya warga melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum disetor ke TPS3R. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kuncoro Cahyo Aji meminta agar masyarakat dapat mengelola sampah mulai dari sumber sampahnya.
Harus Mandiri
Dalam kunjungan ke Yogyakarta itu, Dirjen PSLB3 Rosa Vivien dan staf menggelar rapat koordinasi tindak lanjut yang dihadiri DLH Prov DIY, Dinas PU Prov DIY, Kepala Bappeda & Kadis LH Kab Sleman, Asisten Bupati & Kadis LH Kabupaten Bantul, Kadis LH Kota Yogyakarta.
Dalam rapat terungkap bahwa TPA Piyungan yang saat ini sedang membangun zona transisi 2 dan jalan aksesnya hanya melewati zona transisi 1 yang aktif, maka diputuskan untuk ditutup sementara hingga 5 September.
Hal ini yang mengakibatkan daerah-daerah yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul & Kota Jogja yang selama ini menggunakan TPA Piyungan harus mandiri dan meningkatkan pengurangan.
Dengan bergejolaknya persoalan sampah, maka akhirnya diputuskan Zona Transisi 1 masih menerima sampah dengan kapasitas 200 ton/hari, sambil menyiapkan Zona Transisi 2 yang akan siap beroperasi Oktober 2023-April 2024. Skenario TPA Piyungan benar-benar hanya diperuntukkan untuk menampung sampah residu, sedangkan sampah organik dan sampah anorganik sudah habis dikelola di sumber.
Terungkap pula bahwa Kota Yogyakarta melakukan social enginering pengurangan sampah melalui penguatan dan pemberdayaan bank sampah. Dari timbulan sampah 300 ton/hari yang dibuang ke TPA Piyungan sudah berhasil dikurangi 50 persen. Sisa 50% direncanakan akan ditangani melalui optimalisasi Bank Sampah Induk untuk pengelolaan sampah plastik dan membangun kerjasama dengan offtaker sampah anorganik.
Sedangkan Kabupaten Sleman menyiapkan 3 TPST dengan kapasitas @40ton/hari, melalui APBD, dan diharapkan siap beroperasi pada Oktober 2023. Untuk saat ini, sampah ditampung sementara di TPS Tamanmartani 50 ton/hari dan 30 ton/hari sampah masih bisa dikirim ke TPA Piyungan.
Baca juga: Daya Tampung TPST Piyungan Over Kapasitas dan Bau Sampahnya Tercium hingga Kotagede dan Banguntapan
Begitu juga Kabupaten Bantul bekerjasama dengan 40 perusahaan dengan CSR nya untuk pengadaan komposter, membangun PDU pengelolaan sampah organik pasar dan TPS Mudalan yang diperkirakan siap beroperasi pertengahan 2024.