TRIBUNNEWS.COM - Video suasana sekitar kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur, terlihat melalui unggahan di media sosial.
Dalam video yang beredar, memperlihatkan kondisi tumbuhan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang membeku dan diselimuti es.
Video tersebut, bahkan viral di media sosial, setelah diunggah di akun TikTok @bromoproject, pada Rabu (30/8/2023).
Merespons hal itu, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Septi Eka Wardhani, menjelaskan itu adalah fenomena embun upas atau dikenal frozen.
Menurut Septi Eka, fenomena frozen ini dilaporkan muncul pertama kali pada Selasa (30/5/2023).
Fenomena embun upas umumnya terjadi saat musim kemarau.
"Embun upas akan hilang saat matahari mulai meninggi atau siang hari," katanya, dikutip Tribunnews.com dari Surya.co.id, Minggu (3/9/2023).
Baca juga: Populer Regional: Penampakan Rumah Pengemis yang Bawa Uang Rp50 Juta - Viral Pemancing Dililit Piton
Lebih lanjut, Septi Eka mengatakan, embun upar muncul akibat dinginnya suhu udara di kawasan Gunung Bromo.
Munculnya upas ditandai cuaca terik pada siang hari dan sore hari muncul kabut tipis.
Namun, kata Septi Eka, cuaca kembali berubah saat malam hari, suhu udara menjadi dingin sekitar 0 sampai 5 derajat celcius.
"Kalau suhu udara berada pada titik beku air, bakal dijumpai frozen di kawasan lautan pasir," jelas Septi.
Diketahui, fenomena embun upas atau embun yang membeku, terjadi di lautan pasir Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo.
Fenomena tersebut, membuat lautan pasir seolah tampak diselimuti salju.
Di sisi lain, fenomena embun upas di lautan pasir Gunung Bromo justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Sebab, fenomena itu tidak setiap hari terjadi, hanya musik kemarau, yakni sekitar Juni-Agustus.
"Ketika embun upas muncul, Gunung Bromo menjadi makin eksotis. Sehingga mengundang perhatian wisatawan. Di sisi lain, kami mengimbau, agar wisatawan mengenakan pakaian tebal karena musim kemarau suhu udara dingin," ungkap Septi Ayu.
Penjelasan BMKG
Dikutip dari Kompas.com, Senior Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Muhammad Hakiki, mengatakan fenomena embun es di Bromo merupakan fenomena yang normal.
Menurutnya, fenomena itu dapat terjadi setiap tahun di kawasan daratan tinggi, seperti Bromo Tengger.
"Menyikapi kondisi suhu dingin yang menyebabkan terjadinya fenomena embun beku di wilayah dataran tinggi Bromo dalam beberapa waktu belakangan ini, dapat disampaikan bahwa kejadian itu merupakan fenomena yang normal dan dapat terjadi setiap tahun saat memasuki periode pancaroba hingga musim kemarau mendatang," terangnya.
Ia menyebut, kondisi itu juga dipengaruhi karena berkurangnya tingkat perawanan di sekitar wilayah Jawa-Nusa Tenggara yang dapat memicu kondisi suhu lebih dingin terutama malam hari.
Dikatakan Muhammad Hakiki, kondisi cuaca yang cerah (clear sky) di malam hari dapat menyebabkan radiasi yang dilepaskan ke atmosfer oleh bumi pada malam hari menjadi optimal.
Sehingga kondisi suhu di permukaan bumi akan terasa lebih dingin.
"Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun, bahkan hal ini pula yang dapat menyebabkan di beberapa tempat seperti di Dieng, Bromo, dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya berpotensi terjadi embun es (embun upas)," jelasnya.
Proses Terjadinya Embun beku
Lebih lanjut, Muhammad Hakiki mengungkapkan, embun beku terjadi di daerah pegunungan karena suhu udara yang sangat rendah, terutama pada malam hari.
Proses terjadinya embun beku di daerah pegunungan melibatkan beberapa langkah, sebagai berikut:
- Radiasi panas:
Pada malam hari, jika langit cerah dan angin tenang, permukaan Bumi yang terletak di pegunungan dapat memancarkan panas ke atmosfer secara maksimal dan tidak ada hambatan awan di atasnya.
Radiasi panas dari permukaan ini menyebabkan suhu permukaan Bumi secara bertahap turun.
- Penurunan suhu udara:
Akibat radiasi panas yang maksimal tanpa hambatan awan, udara di sekitar permukaan Bumi di pegunungan mulai mendingin.
Suhu udara yang lebih dingin dapat mengakibatkan uap air di udara mengembun menjadi embun.
- Jenuhnya udara dengan uap air:
Nah, ketika suhu udara terus turun, udara dapat mencapai titik jenuhnya dengan uap air.
Pada titik ini uap air mulai mengkondensasi menjadi tetes air.
- Pembentukan kristal es:
Ketika tetes-tetes air terbentuk, suhu udara yang sangat rendah di pegunungan dapat menyebabkan tetes air membeku segera dan membentuk kristal es, dan inilah yang kita kenal sebagai embun beku.
- Terbentuknya lapisan embun beku:
Kristal es ini dapat menumpuk pada permukaan tanah, tanaman, atau objek lainnya di pegunungan, membentuk lapisan embun beku yang dapat terlihat pada pagi hari.
Adapun menurut Muhammad Hakiki, proses terjadinya embun beku di daerah pegunungan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor cuaca seperti suhu, kelembaban udara, dan kondisi angin.
Embun beku sering terjadi di malam hari ketika suhu udara mencapai titik beku atau lebih rendah dan ini bisa menjadi pemandangan indah di daerah pegunungan.
Meski demikian, hal tersebut juga dapat menimbulkan dampak lain, seperti merusak beberapa jenis tanaman tidak tahan dengan suhu sangat dingin.
Baca juga: Sosok Anggota DPRD Kepri yang Viral Pasang Tenda Hajatan di 2 Lajur Jalan, Berdalih Muat Banyak Tamu
Viral Video Embun Beku di Bromo
Video embun beku di Bromo viral di media sosial.
Video tersebut, diunggah oleh akun TikTok @bromoproject.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, video tersebut kini telah dilihat lebih dari 5 juta kali, Minggu (3/9/2023).
Beragam komentar pun disampaikan warganet.
Ada yang mendoakan kondisi Bromo hingga mengungkapkan kekagumannya atas fenomena tersebut.
"Baik baik yaa bromo kita belum sempat ketemu lagi," tulis netizen.
"Keren banget," tulis warganet lainnya.
"Rindu," ungkap warganet.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Surya.co.id/Danendra Kusumawardana, Kompas.com/Alicia Diahwahyuningtyas)