News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ayah Siswi SD di Gresik yang Dicolok Tusuk Bakso Diintimidasi, Dipecat Apabila Tak Cabut Laporan

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Kiri) Korban, SAH (8) duduk ditengah kedua orang tuanya. (Kanan) Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani mengunjungi kediaman SA (8) siswi kelas 2 SD yang mengalami kebutaan, usai dicolok tusuk bakso, Selasa (19/9/2023).

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal siswi SD di Gresik, Jawa Timur, SAH (8) yang matanya buka karena diduga dicolok pakai tusuk bakso.

Terbaru ini, ayah korban, Samsul Arif (36) dapatkan intimidasi.

Intimidasi tersebut dari Camat Menganti, Hendriawan Susilo.

Hal tersebut disampaikan oleh kuasa hukum keluarga korban, Abdul Malik.

"Ada intimidasi yang dilakukan oleh seseorang. Kemarin camat menemui klien kami, disuruh buat pernyataan bahwa berita ini berita hoaks," ucapnya saat mendampingi SAH dan ayahnya di Surabaya Eye Clinic untuk pemeriksaan kembali, dikutip dari Kompas.com.

Abdul mengatakan, ayah korban diminta untuk meminta maaf karena telah membuat kegaduhan.

Kliennya juga diminta untuk mencabut laporan terkait kejadian yang dialami SAH.

“Harus mencabut (laporan)," lanjut Abdul.

Selain itu, Samsul Arif diancam akan dipecat apabila tidak mencabut laporan.

Baca juga: Siswi SD di Gresik Alami Kebutaan Diduga Dicolok Kakak Kelas, Keluarga Korban Dapat Intimidasi

"Kalau tidak mencabut nanti klien kami akan dipecat dalam tempo lima hari. Klien kami memang sekretaris Desa (Randu Padangan)," jelasnya.

Ia pun menyayangkan tindakan intimidasi tersebut dan akan menempuh jalur hukum apabila kliennya dipecat karena tidak mencabut laporan.

"Kalau memang dipecat ya kami akan adakan upaya hukum melaui PTUN (Peradilan Tata Usaha Negara)," ucapnya.

Masih jadi Misteri

Kasus SAH yang alami penurunan fungsi penglihatan masih abu-abu.

Beberapa waktu lalu, pihak kepolisian belum menemukan adanya tanda kekerasan yang membuat mata kanan SAH buta.

Padahal diwartakan sebelumnya, SAH alami kebutaan karena dicolok matanya pakai tusuk bakso oleh siswa lain.

SAH pun telah menjalani visum di RSUD Ibnu Sina Gresik dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) di RS PHC Surabaya, Rabu (20/9/2023) kemarin.

Kapolres Gresik, AKBP Adhitya Panji Anom mengatakan, hasil visum menyebut mata SA normal.

"Jadi hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tidak ditemukan pendarahan pada sobekan mata dan hasil visum pelendir bola mata dalam keadaan normal,"

"Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ucapnya, Selasa (19/9/2023), dikutip dari TribunJatim.com.

(Kiri) SAH (8) digendong ayahnya menuju ruang pemeriksaan MRI di Rumah Sakit PHC Surabaya, Rabu (20/9/2023). (Kanan) SAH saat dikunjungi Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di kediamannya, Selasa (19/8/2023) (TRIBUNJATIM.COM/WILLY ABRAHAM)

Baca juga: Misteri Penyebab Mata Siswi SD di Gresik Buta, Polisi: Alami Penurunan, Tak Ada Tanda Kekerasan

Sedangkan hasil MRI, Dokter Spesialis Mata RSUD Ibnu Sina Gresik Bambang Tuharianto membenarkan bahwa mata sebelah kanan SAH mengalami penurunan penglihatan.

Diketahui, hasil MRI di RS PHC Surabaya dikirimkan langsung ke RS Ibnu Sina Gresik.

Bambang menambahkan, tidak juga ditemukan tanda-tanda kekerasan pada SAH.

"Jadi penglihatan yang dikeluhkan, betul, terjadi penurunan penglihatan di mata kanan. Mata kiri batas normal untuk melihatnya,"

"Pemeriksaan fisik di alat-alat Ibnu Sina tidak ditemui kelainan apapun. Pemeriksaan MRI tidak didapatkan kelainan apapun, kelainan-kelainan saraf tidak ada secara anatomi komponen-komponen melihat ini bekas terjadi kekerasan, itu saja," beber dr Bambang, Kamis (21/9/2023) seperti yang diwartakan TribunJatim.com.

Ia pun menyimpulkan, tak ditemukan penyebab penurunan penglihatan tersebut.

"Tidak ada satupun yang menyebabkan, ini tidak ketemu apa-apa," katanya.

Puluhan Saksi Diperiksa

Pihak kepolisian yang telah membentuk tim khusus pun telah memeriksa sejumlah saksi.

TribunJatim.com mengabarkan, AKBP Adhitya Panji Anom mengatakan, sudah ada 47 saksi yang diperiksa atas kasus ini.

Dari puluhan saksi tersebut, belum ada satu pun saksi yang melihat langsung soal peristiwa yang dialami SAH.

"Dari semua keterangan yang dikumpulkan, belum ada yang melihat langsung kejadian terkait peristiwa tersebut (kekerasan di sekolah)," ujarnya.

Meski begitu, pihaknya akan terus menambah jumlah saksi untuk memperkaya keterangan.

"Kami akan terus menambah jumlah saksi untuk menambah keterangan," ungkapnya.

(Tribunnews.com, Renald)(Kompas.com, Andhi Dwi Setiawan)(TribunJatim.com, Willy Abraham)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini