TRIBUNNEWS.COM - Seorang pegawai kontrak di Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) bernama Rais Sigit (37) ditangkap karena terlibat kasus penggelapan dana masjid dan pembunuhan.
Semula, Rais Sigit menggelapkan uang masjid yang rencananya digunakan untuk membeli sapi kurban.
Pengurus masjid terus mendesak Rais Sigit mengembalikan uang tersebut.
Rais Sigit kemudian menemui rekannya seorang Warga Negara Asing (WNA) Singapura bernama Wong Kai Keong (74) untuk meminjam uang.
Karena tidak diberi pinjaman uang, Rais Sigit emosi dan merencanakan pembunuhan terhadap Wong Kai Keong.
Baca juga: Pengakuan Pria Pelaku Pembunuhan Istri di Probolinggo, Korban Selingkuh dan Menikah Siri
Kasat Reskim Polresta Barelang, Kompol Budi Hartono mengatakan pelaku membuang jasad korban di emak-semak sekitar jembatan 3 Barelang, Kepri.
“Bener sekali, motifnya sakit hati. Yang mengamankan pelaku jajaran Satreskrim Polresta Tanjungpinang, dan kini sudah berada dan kami tempatkan di Rutan Polresta Barelang,” paparnya, Sabtu (30/9/2023), dikutip dari Kompas.com.
Kompol Budi Hartono menjelaskan petugas menemukan kecocokan antara jasad yang ditemukan di pantai Batam dengan laporan kehilangan yang dibuat anak Wong Kai Keong.
“Setelah kami lakukan pencocokan, semua ciri-ciri pada mayat tersebut sama persis dengan orang hilang yang dilaporkan anak korban,” lanjutnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku tega membunuh korban karena tak dipinjami uang Rp 20 juta.
Pelaku telah merencanakan pembunuhan dengan menyiapkan sebuah tali serta menyewa mobil rental untuk membawa korban.
Baca juga: Ibu Muda di Probolinggo Tewas di Tangan Suami dan Anak Kandung, Kronologi hingga Motif Pembunuhan
Lalu, pelaku mengajak korban menuju ke kawasan Harbour Bay, Batu Ampar.
“Setibanya di kawasan Harbour Bay Batuampar, pelaku langsung menjerat leher korban dengan sekuat tenaga hingga akhirnya tewas, dan setelah tewas pelaku membawa jasad korban ke kawasan Jembatan 3 Barelang dan membuang jasad korban ke semak-semak,” tuturnya.
Menurut Kompol Budi Hartono pelaku pembunuhan mengerucut ke nama Rais Sigit karena pelaku tidak masuk dinas setelah melakukan pembunuhan.