TRIBUNNEWS.COM – Belasan siswa SD di Situbondo, Jawa Timur menyayat tangannya sendiri dengan benda tajam.
Diduga, ke-11 siswa SD melakukan hal tersebut karena pengaruh konten yang viral di media sosial TikTok.
Pihak sekolah pun bergegas melakukan pemeriksaan terhadap 11 siswa yang memiliki luka di tangan.
Kepala sekolah tempat di tempat para siswa menuntut ilmu itu mengatakan telah memberikan pembinaan dengan memanggil orang tua murid masing-masing.
Baca juga: Viral Kondisi Mbok Yem Usai Lahan Gunung Lawu Terbakar, Enggan Turun karena Pikirkan Peliharaannya
"Saat itu juga kita langsung memberikan pembinaan dan memanggil orang tua siswa masing-masing ke sekolah," ujar seorang kepala SD, Selasa (3/10/2023), dikutip dari TribunJatim.
Tidak hanya itu saja, kepala sekolah yang tidak disebutkan namanya itu juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kebudayaan (Dispendikbud) Situbondo agar tren ini tidak dilakukan oleh siswa lain.
Untuk mencegah aksi ini terulang, pihaknya kini tidak memperbolehkan pedagang keliling berjualan di sekolah.
"Kami pihak sekolah sudah menutup akses pedangan keliling berjualan di sekolah, karena dari pengakuan siswa, benda yang digunakan, berasal dari beli ke pedagang di sekolah," ujarnya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dispendikbud Kabupaten Situbondo, Supriyono juga mengatakan pihaknya bahkan telah melakukan koordinasi dengan Korwil SD dan MKKS di tingkat SMP di Situbondo.
Ia menegaskan, pencegahan aksi tersebut juga tidak lepas dari pengawasan para orang tua siswa yang bersinergi dengan sekolah.
Korwil Pendidikan dan Kebudayaan Tak Mau Saling Menyalahkan
Sementara itu, Polsek Kota Situbondo turun tangan dengan mengumpulkan para guru dan orangtua (ortu) serta komite sekolah, Selasa (3/10/2023)
Korwil Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan Situbondo, Hj Ririn Yunaini meminta orang tua juga ikut mengajarkan anak-anaknya tentang nilai positif dan negatif.
"Kami sepakat tidak ada yang boleh disalahkan, terutama anak. Orangtua dan guru yang harus bersama-sama mengajari anak tentang nilai positif dan negatif."
"Yang terpenting kita selalu memberikan pendampingan terhadap anak didik," kata Ririn, Selasa (3/10/2023), dikutip dari Surya.id.
Kapolsek Situbondo Kota, Iptu Harnowo mengatakan, mengantisipasi pengaruh media sosial pada anak-anak merupakan tanggung jawab bersama.
Pihak orangtua harus berperan mengawasi anak-anak saat bermain ponsel.
"Yang terpenting orangtua selalu mengawasi anak-anak saat memegang dan bermain handphone," kata Harnowo.
Tidak hanya orang tua, guru juga perlu mengawasi siswa-siswinya.
"Kami meminta kepada guru dan kepala sekolah di sejumlah sekolah, untuk lebih selektif terhadap para pedagang yang berjualan di sekolahnya, agar kasus ini tidak terjadi lagi di Situbondo," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunJatim.com/Surya.co.id/Izi Hartono)