TRIBUNNEWS.COM – Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan postingan terkait siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Medan, Sumatra Utara yang menjadi korban bullying dari teman dan alumninya.
Melalui postingan @medanviralinfo, Minggu (26/11/2023) memperlihatkan postingan kakak korban yang menjelaskan nasib malang yang dialami oleh adiknya.
Dalam postingan tersebut, kakak korban menjelaskan, tak hanya dianiaya secara fisik, namun adiknya itu juga diperlakukan tak pantas.
“Para pembuli memaksa adik saya untuk makan lumpur, menghisap sendal, makan daun dan ranting, serta meminum air lud*h dari para pembuli,”
“Tidak sampai di situ, adik saya juga disiksa,” tulis keterangan dalam postingan tersebut.
Postingan itu juga menunjukkan beberapa luka yang dialami korban seperti tangan yang melempuh bertuliskan huruf PA hingga bibir memerah.
Baca juga: Viral Buaya Terkam Bocah 10 Tahun hingga Tewas, Pemerhati Satwa: Merasa Terusik atau Terancam
Diketahui, korban bullying itu berisinial H (14).
Ayah H, Rahmat Dalimunthe (49) mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Kamis, (23/11/2023) lalu.
Dari keterangan yang didapat, saat itu anaknya bersekolah seperti biasa.
Namun karena ada persiapan menjelang hari guru, maka korban izin keluar mengendarai sepeda motor.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba H dicegat dan dipiting oleh teman satu sekolahnya berinisial ASR.
Setelah itu ia dibawa ke sebuah tempat yang sudah ada beberapa orang lain menunggu.
Sementara ASR langsung pergi meninggalkan lokasi.
H kemudian dibawa ke sebuah tempat untuk dianiaya oleh FAS yang kini menjadi alumni di tempat H bersekolah.
Saat itulah H mendapat banyak tindak penganiayaan.
"Pertama di telapak tangan, kedua di punggung tangan diolesi minyak Karo setelah itu dibakar kunci sepeda motor menggunakan mancis dan dicapkan ke tangan Habib berbentuk P dan A,"kata Rahmat, Sabtu (25/11/2023), dikutip dari TribunMedan.com.
Berdasarkan informasi yang didapat, huruf PA yang dicap ke tangan H menggunakan besi panas merupakan singkatan dari sebuah geng yang beranggotakan teman serta alumni MAN tempat H bersekolah.
"Saya tanya PA itu ternyata sebuah geng bernama Parman Abadi, yang diketuai oleh Fauzi."
Sempat Minta Pindah Sekolah
Khairani Anwar, ibu H mengatakan, putra semata wayangnya itu sempat meminta pindah sekolah tiga hari sebelum kejadian dengan alasan tak menguasai pelajaran matematika.
H juga beralasan minta dipindahkan karena sempat mengenyam pendidikan agama sehingga lebih cocok sekolah di tempat lain.
Namun, saat itu Khairani Anwar justru memberikan solusi kepada putranya dengan memanggil guru les privat.
"Alasan dia bahwasanya dia lulusan agama, sehingga lebih pas dengan sekolah lain. Dia mata pelajaran matematika tidak paham dan saya bilang nanti kita carikan guru les. Tapi saya ngotot karena gak tahu kejadian seperti ini," ungkap Khairani, Sabtu (25/11/2023).
Tak hanya minta pindah, H bahkan juga sempat tak masuk sekolah beberapa hari tanpa sepengatahuan orang tuanya.
Hal ini terungkap setelah guru sekolah mengadukan bahwa H lama tak aktif bersekolah.
H pun beralasan tengah memiliki masalah di sekolah.
Namun, saat itu Khairani hanya menganggap masalah anaknya itu tak begitu serius.
Dua hal inilah yang pada akhirnya membuat Khairani menyesal saat mengatahui anaknya disiksa bahkan diancam akan dibunuh oleh geng yang diduga diketuai FAS.
Menurut informasi yang diterima Khairani, penyiksaan ini lantaran anaknya menolak bergabung ke geng motor.
Kemudian, penganiayaan ini juga diduga karena alumni maupun siswa yang tergabung ke dalam geng tak senang H berteman dengan siswa SMA lain yang dianggap musuh.
"H mau direkrut mereka dan dia pun lebih nyaman berteman dengan siswa sekolah lain. Sama mereka gak," jelasnya.
Pelaku Kini Diamankan Polisi
Kini, satu pelaku penganiayaan terhadap H telah diamankan pihak kepolisian.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan, pelaku yang ditangkap berinisial MAS (14), teman sekolah korban.
"Sudah ditangkap satu orang inisial MAS, statusnya sudah tersangka. Pelaku ini orang yang pertama memiting korban," kata Fathir, Minggu (26/11/2023), dikutip dari TribunMedan.com.
Kini, polisi masih mengambil keterangan dari MAS.
Berdasarkan hasil keterangan sementara, penganiayaan itu dilatarbelakangi adanya selisih paham antara kelompok H dan pelaku.
Diketahui, H bergabung dengan kelompk Wardi.
Sementara para pelaku bergabung dengan kelompok Parman.
"Motifnya sementara karena adanya selisih paham antarkelompok ini. Jadi sebelumnya mereka berantam, lalu karena korban sendiri dipukul sama pelaku," ucapnya.
Sejauh ini, pihak kepolisian telah menetapkan empat orang sebagai tersangka.
Namun, tiga orang lainnya masih dalam pencarian.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunMedan dengan judul 1 Pelaku yang Bully dan Siksa Siswa MAN 1 Medan Ditangkap Polisi, Teman Sekolah Korban dan KRONOLOGI Siswa MAN 1 Medan Jadi Korban Bully, Sempat Tak Masuk dan Minta Pindah Sekolah
(Tribunnews.com/Linda) (TribunMedan.com/Alfiansyah/Fredi Santoso)