TRIBUNNEWS.COM, AGAM - Gunung Marapi yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat meletus, Minggu (3/12/2023) sekitar pukul 14.54 WIB.
Meletusnya gunungapi berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut ini ditandai dengan adanya muntahan kolom abu berisi material vulkanik hingga 3.000 meter dari puncak kawah yang disertai suara gemuruh.
Menurut hasil perekaman seismogram Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Gunung Marapi terekam dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik.
Gunung Marapi menjadi salah satu gununga pi yang paling aktif di Pulau Sumatera.
Dilansir dari laman vsi.esdm.go.id, ketinggian Gunung Marapi adalah 2.891,3 mdpl dengan beberapa bagian kawah.
Bagian-bagian kawah Gunung Marapi antara lain Kaldera Bancah, Kapundan Tuo, Kabun Bungo, Kapundan Bongso, Kawah Verbeek atau Kapundan Tenga.
Baca juga: Upaya Evakuasi Puluhan Pendaki di Gunung Marapi Erupsi Terus Dilakukan
Letusan Gunung Marapi berupa letusan secara eksplosif maupun efusif dengan masa istirahat rata - rata 4 tahun namunĀ sejak awal tahun 1987 sampai saat ini, letusannya menjadi bersifat eksplosif dan sumber letusannya hanya berpusat di Kawah Verbeek.
Letusan Gunung Marapi biasanya disertai suara gemuruh, dan lontaran material seperti abu, pasir, lapili.
Bahkan terkadang diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik (Rasyid, 1990).
Jenis potensi bahaya Gunung Marapi yang dapat mengancam keselamatan manusia dan harta benda, terdiri atas awan panas, hujan abu lebat, lontaran batu (pijar) dan lahar.
Sementara kejadian aliran lava jarang mencapai lereng bawah yang berpenduduk, sehingga tidak membahayakan.
Sejarah letusan Gunung Marapi tercatat sejak tahun 1807 yang serupa dengan letusan pada 1822.
Dilansir dari Kompas.com, pada 1822 terjadi kepulan asap hitam kelabu yang disusul leleran lava disertai sinar api merah tua dalam waktu seperempat jam laluĀ asap dan awan debu selama setengah hari juga teramati sinar api terus-menerus sampai keesokan harinya.
Kerusakan yang diakibatkannya kecil (du Puy, 1845, p.12; Junghuhn, p.139-1240).