TRIBUNNEWS.COM - Dua terduga teroris asal Masaran, Sragen, Jawa Tengah berinisial SR (51) dan SD (35) diamankan tim Densus 88 Mabes Polri, Kamis (14/12/2023).
Keduanya berasal dari desa yang sama dan diamankan sekitar pukul 06.00 WIB.
Ketua RT tempat tinggal SD, Paryono mengatakan setelah penangkapan tim Densus 88 langsung menggeledah rumah SD.
Paryono mengaku diminta mendampingi proses penggeledahan.
Baca juga: Dua Terduga Teroris di Sukoharjo Ditangkap Densus 88 Tadi Pagi
"Nggak tahu kejadiannya, tahu-tahu saya dipanggil sudah ramai ini."
"Posisi saya tadi kerja, dipanggil sama warga sini suruh pulang," ungkapnya, Kamis, dikutip dari TribunSolo.com.
Dalam penggeledahan tersebut petugas hanya mengamankan sebuah majalah dari rumah SD.
"Yang diamankan hanya majalah saja, buku-buku tidak ada yang diambil, hanya majalah saja, majalah risalah," sambungnya.
Paryono menjelaskan SD merupakan pedangang sari kacang hijau yang berjualan di pertigaan Pasar Masaran.
Di masyarakat, SD dikenal sebagai seorang imam masjid karena memiliki hafalan Al-quran.
Baca juga: Densus 88 Tangkap Seorang Bendahara Jaringan Teroris Jemaah Islamiyah di Samarinda
"Kebetulan disini beliau adalah imam Masjid An Nur, imam salat 5 waktu, kebetulan bapaknya dulu juga imam masjid disini juga," bebernya.
Selain itu, SD juga dikenal aktif di masyarakat dan ikut bersosialisasi.
Sementara itu, Ketua RT tempat tinggal SR, Tumin Priyo Utomo mengatakan proses penangkapan dan penggeledahan rumah SR terjadi sekitar pukul 08.00 WIB.
"Saya dihubungi petugas nanti akan penggeledahan di rumah Pak SR yang tadi malam ditangkap, saya sebagai RT untuk menyaksikan penggeledahan," tuturnya.
Ada 2 rumah yang digeledah yakni rumah milik SR dan mertuanya.
Dalam penggeledahan di rumah mertua SR, tim Densus 88 mengamankan 5 pistol beserta peluru dan majalah.
Tumin menjelaskan pistol disimpan SR di dalam tas berwarna hitam.
Baca juga: Densus 88 Antiteror Polri Tangkap 2 Terduga Teroris di Palu dan Semarang
Menurut Tumin, SR merupakan pengusaha batik rumahan dan jarang berbuat onar di masyarakat.
"Dia usaha kecil-kecilan produksi batik, produksi di rumah, dijual ke pasar."
"Kalau di mata warga, tidak ada istilah yang gerak-gerik mencurigakan, orangnya tidak pernah kelihatan berbuat apa-apa," paparnya.
Mertua SR, Daliman mengaku tidak mengetahui SR menyimpan senjata api di rumahnya.
Senjata api disembunyikan di area dapur di bawah meja.
"Tadi hanya menemukan pistol 5 saja, tidak ada yang lain, itu pistol tidak tahu sama sekali sebagai orang tua, tahunya ya baru tadi pagi," ungkapnya.
Daliman masih tidak menyangka SR terlibat jaringan teroris dan menyimpan senjata api di rumahnya.
"Iya, kaget aku, tidak mengira, tidak hanya saya sendiri, tetangga juga tidak mengira ada pistol," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul KRONOLOGI Penangkapan 2 Terduga Teroris asal Masaran Sragen: SD Kabarnya Jam 6 Pagi, SR usai Subuh
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari)