TRIBUNNEWS.COM, - Ribuan rumah di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terendam banjir hingga 1,2 meter, pada Senin (8/1/2024).
Banjir tersebut terjadi setelahnya wilayah Bandung Raya, diguyur hujan deras hari kemarin, khususnya di hulu Sungai Citarum dan Kota Bandung yang merupakan hulu Sungai Cipalasari.
Permukaan air banjir paling tinggi di RW 04 Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot mencapai 1,2 meter dan RW 02 Kampung Citereup, Desa Citereup Dayeuhkolot mencapai sekitar 1,4 meter.
Menurut seorang warga Kampung Bojongasih, Saefuloh (48), air mulai masuk kampungnya tadi malam, sekitar pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Cimahi, Karawang dan Purwakarta Dilanda Banjir dan Tanah Longsor, Puluhan Warga Mengungsi
"Mulai besar, tengah malam, sekitar jam 12, 00 WIB, dan puncaknya sekitar jam 03.00 dini hari, " ujar Saeful dikutip dari TribunJabar.
Menurut Saeful, banjir sekarang merendam sekitar 8 RW di Desa Dayeuhkolot, ditambah Desa Citereup juga terendam.
"Bahkan di Citeureup TMA-nya lebih tinggi. Jadi ada lah ribuan rumah, yang terendam banjir saat ini, " Saeful.
Saeful mengungkapkan, banjir yang saat ini terjadi akibat arus air Sungai Cipalasari, tak bisa masuk ke Sungai Citarum, dan terdapat air sungai Citarum jadi masuk Ke aliran Sungai Cipalasari hingga merendam permukiman warga.
"Sebab TMA-nya, lebih tinggi sungai Citarum, jadi air menggenang permukiman," kata Saeful.
Memang kata Saeful, ada folder air, yakni folder air Cipalasari, tapi tak mampu menampungnya.
"Sebab arus air Sungai Cipalasari sangat deras sedangkan folder Cipalasari 1 sangat kecil, jadi tak mampu nampung, " katanya.
Menurut Saeful, di folder tersebut juga telah menggunakan 5 pompa, 3 pompa folder dan 2 pompa fortable, untuk mengalirkan air Sungai Cipalasari ke Sungai Citarum
"Tapi masih tak mampu mengalirkannya, malah air Sungai Citarum yang masuk ke aliran Sungai Cipalasari jadi ada back water, hingga ke sini jadi banjir, " katanya.
Saeful berharap, pemerintah kembali membuat folder serupa, di titik lainnya, supaya banjir daur ulang tak terus terjadi.
"Sebab adakalanya malam banjir, siang surut, dan sore kembali banjir," katanya.
Mungkin dengan pembuatan folder kembali di perbatasan RW 14 dan RW 5, kata Saeful, bisa menanggulangi banjir yang kerap terjadi ini.
"Jadi air yang merendam permukimaan bisa mengalir ke sana dan bisa dialirkan ke Sungai Citarum, " katanya.
Sedangkan folder yang ada sekarang, dijelaskan Saeful, antara folder Cipalasari 1 dan Folder Cipalasari 2, terlalu jauh jaraknya sekitar 1 kilometer dan ukurannya terlalu kecil.
"Maka alternatifnya, warga berharap, dibangun lagi folder air lainnya supaya banjir tertanggulangi, " ucapnya. (Lutfi Ahmad Mauludin/TribunJabar)