TRIBUNNEWS.COM - Penyebab kematian satu keluarga di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, akhirnya terungkap.
Dari hasil pemeriksaan di laboratorium forensik (labfor) Polda Jatim, satu keluarga itu meninggal setelah menenggak cairan obat nyamuk.
Hasil ini diketahui, setelah tim Labfor Polda Jatim mengambil sampel darah milik korban dan sejumlah barang bukti lain.
Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat menjelaskan hasil labfor tersebut.
"Bahwa dari sampel darah yang berceceran, kemudian darah yang menempel di pisau kemudian di gelas itu memiliki DNA."
"Yang dinyatakan identik dengan identitas DNA adalah almarhum Bapak W," kata Gandha, Selasa (9/1/2024), dikutip dari SuryaMalang.com.
Dari hasil tersebut, pihaknya menyimpulkan satu keluarga itu tewas karena meminum cairan obat nyamuk.
Adapun kronologinya, W (44), meminumkan cairan obat nyamuk itu ke istri, S (40) dan anaknya R (13).
Setelahnya, W menenggak cairan obat nyamuk tersebut.
"Sudah jelas bahwa yang meminumkan, memegang gelas terakhir adalah Bapak W."
"Kemudian identik dengan kandungan transfluntrin di dalam hasil pengujian, jadi tidak ada campur tangan almarhum R maupun S," terangnya.
Baca juga: Fakta Satu Keluarga Tewas di Malang, Ayah Beri Teh Dicampur Obat Nyamuk Cair ke Istri dan Anak
Fakta lain, ditemukan bekas bungkus teh kotak di tempat sampah kediaman korban.
Gandha melanjutkan, ada kemungkinan cairan obat nyamuk itu dicampur dengan teh untuk menghilangkan rasa.
"Kami berpendapat mungkin pada saat menuangkan cairan tersebut dicampur dengan teh kotak untuk menghilangkan rasa sepat atau pahit, dan untuk menghilangkan aroma sedikit. Mungkin ada tipu daya sehingga W ini meminumkan kepada saudari S dan R," jelas dia.
Dalam kejadian ini, Gandha mengatakan, tidak ada unsur kekerasan yang dilakukan W terhadap istri dan anaknya.
Pasalnya, dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan.
Motif Akhiri Hidup
Sementara itu, motif W tega mengakhiri hidup bersama istri dan anaknya lantaran terlilit utang.
Dari hasil pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, polisi menduga W memiliki banyak utang.
"Untuk pemeriksaan saksi-saksi, kami menduga Pak W memiliki banyak tanggungan utang."
"Kalau berdasarkan pengakuan beberapa saksi yang pernah dimintai tolong mengutanginya," kata Gandha, Rabu (13/12/2023), mengutip SuryaMalang.com.
Bahkan, sebelum meninggal, W juga sempat memohon meminjam uang kepada salah seorang saksi.
"Sebelum W meninggal, yang bersangkutan sempat memohon kepada saksi untuk meminjaminya sejumlah uang," terang dia.
Namun, polisi belum mengetahui berapa jumlah utang yang ditanggung W.
Menurut Gandha, korban juga memiliki utang ke bank konvensional.
Baca juga: Sekeluarga di Malang Bunuh Diri, Polisi Sebut Korban Punya Utang Puluhan Juta
Soal dugaan korban juga memiliki utang pinjaman online, polisi belum bisa memastikannya.
Hal itu lantaran hingga saat ini ponsel korban belum ditemukan.
Sebelum meninggal, W juga sempat mengatakan kepada anaknya AKE bahwa ponselnya rusak.
"Dari kesaksian anak perempuannya yang masih hidup yakni AKE, yang bersangkutan ingat, Minggu (10/12/2023) atau dua hari sebelum kejadian Selasa pagi, Bapak W pernah menyampaikan bahwa 'Kak, handphone bapak rusak'," ungkap Gandha.
Kronologi Kejadian
Kasus ini terungkap setelah anak W dan S, K (13), yang masih hidup meminta tolong ke warga pada Selasa (12/12/2023).
Warga berbondong-bondong mendatangi kediaman W setelah mendengar teriakan anak korban.
Setibanya di lokasi, warga melihat W dalam kondisi masih hidup, namun terluka parah dan mengerang kesakitan.
"Waktu itu katanya yang suaminya itu masih gelimpungan (mengerang kesakitan) jadi belum meninggal," ucap Ketua RT setempat, Iswahyudi kepada SuryaMalang.com, Selasa.
Warga kemudian membawa W yang berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar (SD) itu ke rumah sakit.
Namun, setelah beberapa saat mendapat perawatan medis, W dinyatakan meninggal dunia.
Sementara itu, dari keterangan AKE, ayah dan ibunya sempat menghampiri ARE untuk pindah tidur bersama mereka di kamar berbeda sekira pukul 03.00 WIB.
Setelah itu, AKE kembali melanjutkan tidurnya.
AKE kemudian terbangun karena merasa kesiangan untuk menjalankan salat subuh.
Baca juga: Diduga Terlilit Utang, Satu Keluarga di Malang Bunuh Diri, Tinggalkan Anak Perempuan yang Masih SMP
Setelahnya, AKE menggedor kamar tempat ayah, ibu, dan saudaranya tidur, namun tak bisa.
Ia akhirnya teriak minta tolong dan didengar oleh warga.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling,
Anda bisa klik website berikut: LINK.
Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Ayah Minumkan Obat Nyamuk Cair ke Istri dan Anak, Lalu Minum Sendiri dan Menyayat Nadi di Malang
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, SuryaMalang.com/Luluul Isnainiyah)