Lapoaran Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) gelar kegiatan "Satria Hutan Indonesia" dalam ajang memfasilitasi mahasiswa Universitas Indonesia yang berminat dalam hal kegiatan alam bebas, dan mengenal medan hutan dan gunung Indonesia dengan cara menjelajahinya secara bertanggung jawab.
Melalui Satria Hutan Indonesia, Mapala UI berharap bahwa para pemuda Indonesia bisa sadar akan kewajiban dalam keikutsertaannya, untuk turut menjaga kelestarian hutan.
Ketua Pelaksana Satria Hutan Indonesia, Magkma mengatakan, Satria Hutan Indonesia berfokus pada isu perubahan iklim yang ekstrim dan berdampak jangka panjang pada suhu dan pola cuaca akibat dari kerusakan hutan.
"Para Satria Hutan Indonesia memulai eksplorasinya di tanah Bengkulu, Bumi Rafflessia. Tim yang terdiri atas 42 orang Satria ini telah melakukan eksplorasi Hutan Lindung Bukit Daun selama 11 hari, terhitung sejak 16 Januari sampai dengan 27 Januari 2024," kata Magkma dalam keterangannya, Kamis (25/1/2024).
Selama eksplorasi, tim akan mengamati dampak deforestasi di wilayah Hutan Lindung Bukit Daun, dengan mengumpulkan berbagai data relevan untuk dapat memahami lebih dalam proses deforestasi yang terjadi di dalam kawasan, mengingat kawasan Hutan Lindung Bukit Daun sejauh ini sudah terdampak deforestasi seluas 3096 Ha.
Selain itu, untuk mendukung penjagaan dan pelestarian Hutan Lindung Bukit Daun ini dilakukan pengamatan terhadap flora dan fauna endemik yang masih ada dan tersebar di dalam salah satu hutan tropis Bengkulu Utara tersebut.
Jajaran pegunungan Bukit Barisan terletak di Provinsi Bengkulu tepatnya di Kabupaten Bengkulu Utara, akan menjadi objek ekplorasi Satria Hutan Indonesia. Patut diketahui, Hutan Lindung Bukit Daun ini tercatat dalam SK Menteri nomor 784/Menhut-II/2012 memiliki wilayah seluas 4762 Ha, oleh karena itu Hutan Lindung Bukit Daun dianggap sebagai hutan penyangga yang bermanfaat mendukung kehidupan masyarakat sekitar, khususnya Desa Sumber Rejo, daerah perbatasan Hutan Lindung Bukit Daun, yang menjadi titik awal kegiatan.
“Memang kami pilih Hutan Lindung Bukit Daun ini karena dikenal sebagai penyangga hidrologi bagi 5 kabupaten di sekitarnya" ujarnya.
Baca juga: Refleksi Akhir Tahun, Menteri LHK Bicara Kinerja Perbaikan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Dia juga menyampaikan bahwa Satria Hutan Indonesia yang dilakukan di kawasan Hutan Lindung Bukit Daun ini, adalah sebagai salah satu cara untuk mengenal adanya sebuah kawasan Hutan Lindung sehingga pemuda yang nantinya menjadi pewaris kekayaan alam Indonesia ini tak hanya mengenal gunung dalam cakupan Taman Nasional.
Selain mengenalkan fungsi Hutan Lindung, Mapala UI juga kembali mengusung tema Perjalanan Netral Karbon dan tim berusaha melakukan pendakian dengan rendah emisi karbon serta mendukung program pengelolaan kembali atas sampah yang dihasilkan.
Di sini peran Satria Hutan Indonesia menggerakkan upaya bersama bergotong royong melahirkan anak muda Indonesia yang peduli terhadap alam sebagai bentuk kewajiban dalam bermasyarakat.
"Seruan dalam kegiatan ini juga dipicu oleh keseriusan Mapala UI, dalam mengikuti komitmen global terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," papar Magkma.
Ketua Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Wilayah III Bukit Daun Bengkulu, Yudi Riswanda, S.Hut. mengatakan, berhubung ini hutan tropis yang masih asri dan masih rapat hutannya, ia meminta tim berhati-hati dan jangan takabur.
"Karena masih banyak juga beberapa satwa liar di dalam sana," katanya.
Baca juga: Profil Herman Lantang, Tokoh Pendiri Mapala UI dan Sahabat Soe Hok Gie
Peserta Satria Hutan Indonesia mulai dibekali persiapan mulai dari segi persiapan fisik hingga pematerian untuk gunung-hutan, medis, dan konservasi hutan. Sebelumnya mereka telah melakukan pelatihan intensif selama 5 bulan lamanya terhitung sejak bulan Agustus 2023 lalu.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta bisa menjadikan dirinya sebagai mahasiswa yang mencintai alam berlaku dengan norma dan nilai yang diterapkan terhadap keanekaragaman hayati, upaya konservasi, serta kesadaran untuk melestarikan lingkungan alam," ucap Magkma.
Sugeng Rianto, selaku Kepala Desa Sumber Rejo, menyambut Para Satria Hutan Indonesia dengan hangat. Sugeng Rianto menyampaikan untuk menjaga etik dan etika baik pada manusia maupun pada alam.
“Mohon dijaga apa yang ada di hutan (flora dan faunanya) agar alam tetap lestari," tegas Sugeng.
Untuk menjaga keamanan para Satria Hutan Indonesia, Mapala UI juga bersinergi dengan Kepolisian Resor Kecamatan Argamakmur, dengan mengirimkan personil Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).
"Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Jangan sampai terjadi ketersinggungan dengan warga maupun alam,” ujar Bhabinkamtibmas, Sutrisno.