Tia menjelaskan, setelah mendapat laporan, pihak sekolah langsung turun tangan dengan memanggil anak-anak yang terlibat, termasuk orang tua mereka.
Dari pertemuan itu diketahui motif para pelaku melakukan perundungan terhadap korban.
Bermula saat korban mengejek satu dari tiga pelaku yang sepedanya dijual.
"Sepeda itu memang dijual, jadi mungkin emosinya anak masih labil jadi seperti itu," ungkap Tia.
Sementara itu, ibu korban, Fatimah (40) mengaku sakit hati dengan perbuatan para pelaku.
Hatinya teriris saat melihat video anaknya di-bully dengan cara ditelanjangi hingga ditendang.
"Saya awalnya nggak tahu, anaknya gak cerita, cuma hari Rabu saya dipanggil oleh guru terus dikasih tahu video itu," katanya kepada TribunCirebon.com di rumahnya, Rabu.
Fatimah menceritakan, di hari kejadian, anaknya pulang lebih cepat dan marah-marah saat di rumah.
"Mungkin enggak berani ke teman-temannya jadi marah-marahnya itu di rumah," tutur Fatimah.
Di sisi lain, usai kejadian tersebut, korban dan pelaku sudah kembali bersekolah seperti biasa.
"Kejadian kan hari Sabtu, nah hari Seninnya itu sudah sekolah bersama dan biasa bergaul lagi," kata Plt Disduk-P3A Indramayu, Indra Mulyana, mengutip TribunJabar.id.
Dikatakan Indra, kejadian ini menjadi atensi khusus bagi pihaknya.
Ia mengatakan, akan melakukan sosialisasi lebih masif kepada anak, orang tua, dan pihak sekolah.
Orang tua diminta untuk mengedukasi anak mereka di rumah agar terhindar dari perilaku tak terpuji.