"Kami juga sedang mengantar korban untuk melakukan visum di Rumah Sakit Sumber Hurip," ucapnya.
Hario menjelaskan, bahwa video perundungan tersebut menjadi viral di media sosial.
Video itu hasil rekaman satu pelaku.
"Kami masih dalam proses penyelidikan terkait penyebaran video tersebut," jelas dia.
Pengakuan korban, perundungan terjadi karena seringnya sandal korban disembunyikan oleh teman-temannya.
"Mungkin korban merasa kesal terhadap teman-temannya dan menantang untuk perang sarung," katanya.
Sampai saat ini, polisi memastikan bahwa kasus ini sedang ditangani secara serius untuk memberikan keadilan bagi korban perundungan tersebut.
Ibu korban, Endang, saat diwawancarai media menceritakan, kronologi kejadian yang menimpa putranya.
"Sore hari Senin itu katanya dua jam dipukulin sampai jam enam sore," ujarnya.
Menurutnya, putra pertamanya itu mengalami pemukulan tidak hanya sekali, tapi dua kali dalam satu hari.
"Lokasinya di kuburan biru (pemukulan kedua), tapi enggak ada video pemukulannya. Adanya yang sore itu yang viral sekarang (selama 2 jam pemukulan). Kan tega sekali," ucapnya sambil menahan air mata.
Baca juga: Bullying di Batam, Pelajar Pria Memukul, Menendang dan Menarik Kerudung Siswi SMK, ini Kata Polisi
Istri dari Cahyadi ini menceritakan, bahwa usai kejadian perundungan pertama itu, putranya kemudian pamit dari rumah bibinya menuju rumah mereka di daerah perempatan yang akan ke Plered.
Namun, AES menerima pesan dari temannya melalui WhatsApp untuk datang kembali.
"Anak saya nurut dan katanya dipukulin lagi sampai jam 11 malam. Itu berarti dua kali, selama tiga jam kalau pemukulan malam," jelas dia.