TRIBUNNEWS.COM - Satu keluarga yang terdiri dari ayah EA (51), ibu AIL (50), anak perempuan JL (15), dan anak laki-laki JW (13) tewas setelah melompat dari lantai 22 sebuah apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (9/3/2024).
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan, keempat korban ditemukan tewas di depan lobi apartemen.
Meski demikian, pihak kepolisian belum mengantongi motif mengakhiri hidup yang dilakukan oleh satu keluarga ini.
"Empat mayat tersebut meninggal dunia akibat lompat dari lantai 22 apartemen."
"Untuk penyebab belum diketahui," ujar Gidion.
Berdasarkan penelusuran CCTV, keempat orang tersebut datang ke apartemen pada pukul 16.02 WIB hari Sabtu.
Mereka turun dari mobil Daihatsu Gran Max silver.
Kemudian pada pukul 16.04 WIB, empat orang tersebut masuk ke dalam lift.
Berdasarkan CCTV, Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan, mereka menuju ke rooftop apartemen dengan menaiki tangga.
"Pukul 16.05 WIB, keluar dari lift di tangga 21 berdasarkan CCTV, naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen, kemudian 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobby apartemen," ucap Kapolsek.
Namun sebelum mengakhiri hidup, ayah atau EA sempat mencium kening keluarganya.
Baca juga: Kata Saksi Mata soal Satu Keluarga yang Tewas Usai Melompat dari Lantai 22 Apartemen di Jakarta
"Terekam CCTV, di dalam lift EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya,"
"Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," kata Kompol Agus di lokasi, Sabtu malam.
Usai kejadian, polisi pun melakukan olah TKP dan membawa jenazah ke RS Cipto Mangunkusumo untuk proses visum et repertum.
Berdasarkan identifikasi tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polres Metro Jakarta Utara, ditemukan beberapa luka pada tubuh korban, antara lain:
- Korban EA: Luka parah pada bagian belakang kepala; pinggang, kedua tangan dan kaki patah;
- Korban AIL: Luka parah pada bagian belakang kepala; kedua tangan dan kaki patah;
- Korban JWA: Luka parah pada bagian belakang kepala; kedua tangan dan kaki patah;
- Korban JL: Luka parah pada bagian belakang kepala; kedua tangan dan kaki patah.
DISCLAIMER:
Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan mengakhiri hidup.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan mengakhiri hidup, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan itu.
Pembaca bisa menghubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul 4 Fakta Sekeluarga Lompat dari Apartemen di Penjaringan: Gelagat Aneh hingga Ciuman Terakhir Ayah
(Tribunnews.com, Widya) (TribunJakarta.com) (Kompas.com, Zintan Prihatini)