Dia waswas dengan adanya pencemaran itu. Pasalnya ikan mati dan merusak kebersihan laut di Malang Rapat.
Pemerhati mangrove, Iwan Winarto pun mengakui hal serupa.
Ia mengatakan, limbah minyak hitam kembali mencemari pantai di Bintan.
"Pencemaran masih di sekitar pantai Malang Rapat dan sekitarnya," kata Iwan.
Menurutnya, lumpur minyak hitam yang mencemari pantai di Bintan sangat membahayakan ekosistem di laut dan pantai.
Tidak hanya itu, pencemaran ini sangat merugikan nelayan karena mereka tidak bisa melaut dan mencari ikan.
Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Bintan ini mengatakan, kejadian ini juga berdampak ke wisatawan yang tak nyaman.
Karena itu, ia berharap, pemerintah dapat serius menangani hal ini dengan bekerjasama lintas sektor dalam menangani limbah minyak hitam supaya tak terulang.
Kepala Pangkalan PLP Tanjunguban, Sugeng Riyono mengakui, limbah minyak hitam mencemari pantai Malang Rapat, tetapi limbah yang mencemari pantai sudah dalam kondisi beku.
Baca juga: Bisnis Tesla Terancam, Digugat 25 Negara Soal Limbah Baterai yang Berbahaya
Dikatakannya, penanganan limbah akan dilakukan bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Satpolairud Bintan dan TNI dengan melibatkan masyarakat Desa Malang Rapat.
Sejauh ini, pihaknya belum bisa memastikan minyak hitam itu berasal dari mana.
Kendati demikian, pihaknya akan mengusut asal dari minyak tersebut.
Sementara itu, Kasatpolairud Polres Bintan, Iptu Sarianto mengatakan, pihaknya telah turun bersama Pangkalan PLP Tanjunguban dan instansi lain ke lokasi temuan limbah.
Saat ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan DLH untuk penanggulangan limbah.