TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Seorang warga sipil bernama Dani (45) ditemukan tewas pasca insiden penembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Baya Biru, Paniai, Papua, Rabu (20/3/2024).
Dani terluka panah pada bagian punggung belakang hingga nyawanya tak tertolong.
"Korban tersebut meninggal setelah terkena panah pada bagian punggung belakang," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo kepada awak media di Jayapura, Kamis (21/3/2024).
Kombes Benny mengatakan, jenazah korban masih disemayamkan di rumah warga di Distrik Baya Biru.
Baca juga: Identitas Dua Polisi yang Tewas Diduga Diserang KKB di Paniai Papua
Sementara itu jenazah Bripda Arnaldobert Yawan dan Bripda Sandi Defrit Sayuri hari ini, Kamis (21/3/2024) dievakuasi menuju Timika di Kabupaten Mimika.
"Pagi tadi kedua jenazah polisi korban penembakan KKB akan dievakuasi menuju Kabupaten Mimika menggunakan helikopter TNI dan Polri," kata Benny.
Kronologis Penembakan
Sebelumnya, dalam insiden penembakan di Distrik Baya Biru, Kabupaten Paniai, Papua Tengah pada Rabu (20/3/2024) pagi, Bripda Arnaldobert dan Bripda Sandi Defrit meregang nyawa.
Saat itu keduanya tengah melakukan pengamanan Helipad 99.
"Kejadian bermula saat personel kami sedang melakukan pengamanan di Helipad 99, tiba-tiba dari arah timur terdengar beberapa kali tembakan yang menyebabkan kami kehilangan dua personel serta dicurinya 2 pucuk Senpi AK-47," ungkap Kapolres Paniai AKBP Abdus Syukur Felani.
Mengenai pelaku penembakan, AKBP Abdus menyebut mereka adalah KKB asal Intan Jaya yang sudah beberapa hari berada di Baya Biru.
"Diduga pelaku adalah bagian dari KKB Aibon Kogoya (asal Intan Jaya)," kata dia.
Kapolres Paniai menyatakan pihaknya sedang melakukan penyisiran dan penyelidikan terkait kasus tersebut.
Tindakan tegas akan diambil terhadap pelaku atau kelompok yang bertanggung jawab atas penyerangan tersebut.
Baca juga: Penyerangan di Paniai Papua yang Tewaskan 2 Polisi Diduga Dilakukan KKB Pimpinan Aibon Kogoya
"Kami akan mengejar pelaku atau kelompok yang bertanggung jawab atas aksi ini. Mereka akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku."
"Kami juga tengah meningkatkan pengamanan di seluruh titik di Kabupaten Paniai guna menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan," tegas Kapolres.
KKB merampas dua senjata api milik anggota Pos Polisi Ndeotadi 99, Bripda Arnaldobert dan Bripda Sandi Defrit.
Dua senjata api tersebut dicuri oleh KKB setelah mereka menembak Bripda Arnaldobert dan Bripda Sandi Defrit hingga meregang nyawa.
TPNPB Bertanggung Jawab
Juru Bicara TPNPB Sebby Sammbom menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas aksi penyerangan terhadap anggota polisi di Paniai.
"Kami TPNPB Kodap X Paniai di bawah komando Aibon Kogoya siap bertanggungjawab," ujar Sebby dalam keterangan resminya.
TPNPB juga mendesak pemerintah Indonesia untuk segera menutup pertambangan emas secara ilegal di Bayabiru, Paniai.
"Sebab, akibat dari pertambangan ilegal tersebut mengakibatkan hutan adat kami mulai hilang dan punah bahkan terjadi pendropan pasukan militer," ujarnya.
Pemuda Adat Kecam Aksi KKB
Ketua Umum Pemuda Adat Papua, Yan Christian Arebo mengecam aksi sadis KKB yang menewaskan dua anggota polisi di Paniai.
Yan menyebut tindakan KKB itu di luar batas kemanusiaan.
Sebab, selain korban merupakan orang asli Papua, keduanya ditembak dalam posisi tugas, bukan dalam upaya penegakan hukum terhadap kelompok yang disebutnya teroris.
"Saya mengecam keras tindakan yang dilakukan KKB di wilayah Paniai. Tindakan ini sangat di luar batas kemanusiaan, dan itu adalah keluarga saya," ujar Yan kepada Tribun-Papua.com, Kamis (21/3/2024).
Arebo juga mengecam tindakan KKB yang menyerang prajurit TNI, hingga gugurnya Sertu (Mar) Ismunandar di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah pada Minggu (17/3/2024).
Ismunandar ditembai KKB saat melakukan perjalanan ke daerah Kulirik dengan rekannya, Serka Salim Lestaluhu yang mengalami luka serius meski selamat.
Di Jayapura, pihak keluarga Bripda Sandi Defrit Sayuri dan Bripda Arnaldobert Yawan meminta agar kedua korban diberikan setingkat kenaikan pangkat, lantaran gugur dalam menjalankan tugas dari pimpinan.
"Wajib diberikan pengharaan setingkat, anumerta Briptu. Mewakili keluarga, saya sampaikan ini kepada Kapolres Paniai, LO di sana dan bapak Kapolda," ujarnya.
Selain itu, Arebo juga meminta Kapolda Papua segera mengevaluasi proses penugasan Bintara baru agar tidak ditempatkan di daerah rawan.
Pasalnya, Bintara baru belum punya mental kuat untuk menghadapi masalah di daerah rawan, apalagi konflik bersenjata.
"Setelah dilantik jadi anggota polisi baru, tidak boleh ditempatkan di daerah rawan. Itu sudah pernah disampaikan. Kalau seperti ini, siapa yang disalahkan?" katanya.
Arebo khawatir bila pola penugasan ini diteruskan akan menambah deretan korban jiwa dari korps kepolisian Republik Indonesia.
Sekalipun tiga Daerah Otonomi baru (DOB) di Papua membutuhkan banyak aparat keamanan.
Sumber: Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul UPDATE: Jenazah Bripda Arnaldobert Yawan dan Sandi Sayuri Korban KKB Paniai Dievakuasi ke Timika