TRIBUNNEWS, BANDUNG BARAT - Didi Hartanto (45), pria warga Bandung yang hampir sebulan menghilang dari rumahnya, akhirnya ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa.
Ia tidak pergi jauh, bahkan dia masih berada di dalam rumahnya Kompleks Bumi Citra Indah, RT 06/13, Desa Pataruman, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Pegawai honorer di Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Bandung yang berlokasi di Kota Cimahi itu dibunuh dan dikubur di ruang dapur dan ditutup dengan keramik.
Baca juga: Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Jalan Tol Dalam Kota, Diduga Tertabrak Mobil Arah Semanggi
Adalah Ijal (31) tukang bersih-bersih di komplek tempat tinggal Didi yang akhirnya jadi tersangka pembunuh Didi.
Sepupu korban, Agus Wardoyo (57) saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (16/4/2024) mengatakan, keluarga bingung mencari keberadaan Didi.
Korban dilaporkan hilang pada 30 Maret 2023, keluarganya telah mencari kemana-mana namun tidak juga berhasil menemukannya.
Hampir semua temannya sudah ditanyakan, namun hasilnya 'zonk'.
Namun akhirnya ada kecurigaan terhadap posisi di rumah Didi di mana posisi tempat tidurnya berubah dan ada keramik yang hilang.
"Pada 30 Maret saya lapor ke polisi tapi saat dicek lokasi (kejadian) bersih, kemudian saya lapor lagi (tanggal 15 April) karena ada kecurigaan," ujar sepupu korban, Agus Wardoyo (57) saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (16/4/2024).
Ternyata kecurigaan Agus benar, hari itu jasad Didi ditemukan dengan kondisi terkubur di dapur dan atasnya ditutup beton setelah dibunuh pelaku pada 23 Maret 2024.
"Kecurigaan Agus itu karena posisi ranjang berubah dan lapisan paling atasnya sudah tidak ada, kemudian kami langsung lapor lagi ke polisi terkait temuan tersebut.
Baca juga: Wanita Depok Jadi Korban Penipuan dan Penggelapan, Pelakunya Pria yang Dikenal di Aplikasi Kencan
Laporan pertama kan orang hilang, laporan keduanya laporan temuan baru itu yaitu dugaan ada tindak pidana kekerasan apalagi ada barang yang hilang," katanya.
Barang hilang yang diketahui Agus tersebut yakni motor milik korban, sehingga temuan itu bisa menguatkan polisi bahwa Didi diduga menjadi korban tindak pidana.
Akhirnya kecurigaan keluarga terbukti, bahwa korban ditemukan tewas dan dikubur di dalam rumahnya meski sebelumnya Agus tidak memiliki kecurigaan terkait kejadian ini meski sudah mencari dengan jalur spiritual.
"Bahkan ditempat itu (titik penemuan jasad korban) kita pakai untuk pengajian (spritual), persis di bawahnya itu korban dikubur," ucap Agus.
Sementara itu, Andriani, rekan kerja korban di BKIPM Bandung mengatakan, korban diketahui mulai tidak masuk kantor sejak 15 Maret 2024 karena Sabtu Minggu libur, sehingga masuk terakhir kerja hari Jumat.
"Nah hari Senin kita apel pagi tidak ada, kemudian dari kita pastikan mencari dan ketahui tidak masuknya dari hari Senin itu," kata Andriani.
Menurut dia, korban merupakan sosok pendiam baik dan tidak banyak bicara, sehingga dia tidak mungkin bikin masalah dengan orang lain dan ia tidak menyangka Didi jadi korban pembunuhan.
"Karena selama ini memang orangnya itu enggak pernah neko-neko dan enggak banyak bicara juga," ucapnya.
Kronologi Kejadian
Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono mengatakan, kasus pembunuhan itu bermula saat keduanya cekcok.
Lalu, pelaku melakukan penganiayaan terhadap korban hingga meninggal dunia pada 23 Maret 2024 pukul 23.00 WIB.
Saat itu pelaku menggali lubang seluas 80 sentimeter dan kedalamannya sekitar 50 sentimeter.
"Di situ pelaku menghabisi korban dan mengubur mayat korban, di atasnya ditutup keramik. Lalu dia merapikan TKP dengan waktu sekitar 6 sampai 7 jam," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (16/4/2024).
Cara Ijal melakukannya yaitu dengan membongkar keramik di bagian dapur rumah korban, lalu korban dikubur dengan posisi duduk tertelungkup.
"Kuburannya sangat rapih sekali, ini tergambar saat keluarga korban sempat mencari korban ke rumah ini," tutur Aldi Subartono.
"Saat itu kondisi rumah dalam keadaan rapi dan bersih, jadi tidak ada tanda-tanda korban dikubur di rumah ini," sambungnya.
Kemudian, setelah melancarkan aksi pembunuhan, pelaku memukul korban dengan pipa besi.
Setelah itu, pelaku langsung mengambil dua unit sepeda motor, sertifikat rumah, dan handphone milik korban, lalu pelaku pun melarikan diri.
Sedangkan, keluarga korban melaporkan kehilangan Didi ke aparat kepolisian pada 30 Maret 2023.
Pihak kepolisian pun langsung melakukan serangkaian penyelidikan dengan membentuk tim investigasi di bawah Ditreskrimum Polda Jabar.
Kunci Dititipkan ke Pelaku
Ijal (31), seorang tukang kebun kompleks yang memiliki keahlian dalam bertukang.
Diduga, Ijal melakukan aksi kejinya karena sakit hati korban tidak kunjung membayar upah selama dua hari bekerja.
Tak hanya menghabisi nyawa korban, Ijal juga mengambil barang-barang berharga milik Didi Hartanto.
Menurut keterangan Direskrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan, pelaku membawa dua unit sepeda motor, sertifikat rumah, dan handphone.
Adapun, peristiwa ini terjadi di kediamaan Didi Hartanto, di Kompleks Perumahan Bumi Citra Indah I, RT 06 RW 13, Desa Pataruman, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, pada 23 Maret 2024.
Sejumlah warga sekitar mengenal betul sosok Didi Hartanto (45) korban pembunuhan yang mayatnya dikubur di dalam rumahnya.
Sugimin (64) mengatakan, korban pembunuhan tersebut tinggal sendirian di rumahnya selama dua tahun karena dia masih bujangan atau belum berkeluarga.
"Sehari-hari kerjanya di BKIPM Bandung, Ciawitali, Kota Cimahi, tapi jarang bersosialisasi. Tapi kunci rumah korban dipercayakan kepada pelaku," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (16/4/2024).
Atas hal tersebut warga sama sekali tidak mengetahui korban sudah tewas dibunuh oleh pelaku pada 23 Maret 2023 dan mayatnya dikubur di dalam rumah serta tetangga pun tidak mencium bau menyengat dari luar.
"Kalau kita tahunya korban hilang pada pertengahan puasa karena ada informasi selebaran orang hilang. Ternyata korban terkubur dalam rumah ditutup dengan keramik," kata Sugimin.
Sementara warga lainnya, Parno (45) mengatakan, dari informasi tetangga di dekat rumahnya, bahwa korban memang jarang keluar rumah.
"Terus ke warung saya juga seingat saya enggak pernah belanja, jadi kalau saya jarang bertemu dengan korban," ucap Parno.
Hanya saja kedua warga tersebut mendapat kabar dari warga lainnya bahwa sempat melihat korban beberapa hari sebelum kejadian, namun setelah itu tidak pernah bertemu lagi.
Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono membenarkan, bahwa sehari-hari korban pembunuhan ini sehari-hari bekerja di BKIPM Bandung yang dibawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Korban ini salah satu honorer di salah satu kementerian (BKIPM Bandung) yang bertugas di Kota Cimahi, dia tinggal sendirian, keluarganya di luar kota," kata Aldi. (Tribun Jabar)