News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siapkan Tempat Bagi Para Peneliti dan Periset Kota Semarang, Mbak Ita Resmikan Co-working Space BRIN

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meresmikan Co-working Space (CWS) BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) yang akan menjadi tempat bagi para peneliti dan periset.

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meresmikan Co-working Space (CWS) BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) yang akan menjadi tempat bagi para peneliti dan periset.

Sebelum menjadi Co-Working Space BRIN, gedung tersebut merupakan tempat yang digunakan sebagai kantor Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

"Alhamdulillah bersama Sekretaris Utama BRIN, Ibu Nur Tri Aries Sustiningtyas hari ini meresmikan Co-working Space BRIN untuk di wilayah Jawa Tengah yang ada di Kota Semarang," ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya, Senin (20/5).

Baca juga: Pemilihan Denok Kenang 2024, Mbak Ita Berharap Bisa Ikut Promosikan Pariwisata Semarang

Menurut Mbak Ita, dengan adanya co-working space ini diharapkan bisa memfasilitasi para peneliti dan periset untuk bisa memberi dukungan kepada pemerintah daerah.

"Tadi ada beberapa penemuan-penemuan yang sangat luar biasa dan itu sangat dibutuhkan bagi masyarakat Kota Semarang. Ada pendeteksi banjir dan longsor serta untuk Daerah Aliran Sungai atau DAS, kemudian ada controlling emisi udara," kata dia.

Jika selama ini, lanjut dia, kontrol emisi udara hanya statis berada di satu titik, penemuan kali ini kontrol emisi udaranya bisa digunakan di sepeda motor atau untuk ojek online. "Kita bisa kerja sama kan dengan perusahaan-perusahaan ojek online untuk uji coba," jelasnya.

Tak hanya itu, lanjutnya, ada pula hasil riset polibag yang mudah terurai karena terbuat dari ketela dan limbahnya. "Selama ini polibag setelah dipakai tidak bisa terurai sehingga menimbulkan limbah atau sampah plastik yang semakin menumpuk. Kami akan pakai untuk pilot projectnya program Perdu Semerbak kota Semarang begitu dipakai dibuang sudah akan terurai," imbuh dia.

Yang lebih luar biasa, imbuh Mbak Ita, ada pula limbah-limbah plastik bahkan bisa diubah menjadi bahan minyak yang bisa digunakan oleh para nelayan. "Jadi tidak perlu mengubah mesinnya tapi bisa langsung dipakai. Ini kan penting juga untuk kota Semarang," katanya.

Selain itu, ada juga program mina padi apung, di mana petani bisa memanfaatkan embung atau kolam retensi. "Jadi atasnya ada padi yang ditanam mengapung, sedangkan bawahnya dikasih ikan-ikan. Ini manfaat yang luar bisa sehingga ini yang menjadi semangat kami untuk memfasilitasi para periset," paparnya.

Baca juga: Konsolidasi Tiga Pilar, Wali Kota Semarang Mbak Ita Pastikan Pemkot Siap Terlibat Jaga Kamtibmas

Launching Co-working space BRIDA ini menurut dia sekaligus sebagai upaya optimalisasi gedung P3DN. "Kami bersinergi menyediakan tempat bagi periset. Fasilitas berupa tempat untuk meeting, kami menambah meja dengan stop kontak karena mereka senjatanya laptop dan gadget. Ada free wifi dan ada juga dilengkapi cafe. Tak hanya itu, ada area outdoor serta pojok baca untuk hasil riset BRIN," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Utama BRIN, Nur Tri Aries Suestiningtyas mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas penyediaan Co-working Space (CWS) untuk BRIN.

"Apalagi sistem kerjanya BRIN memang Co-working Space ya. Ini menjadi satu model yang baik, bagaimana responsif dan inovatifnya Pemkot Semarang yang secara cepatnya menyediakan CWS untuk menunjang para peneliti," kata Tri.

Ia menyambut baik langkah Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dan menantikan kolaborasi-kolaborasi pengembangan riset di Ibu kota Jawa Tengah.

Di BRIN, kata Tri, Co-working Space ini merupakan CWS ketiga yang dimiliki BRIN selain di Jakarta, Bali dan kali ini hadir di Kota Semarang. "Lokasinya sangat strategis, ada di pusat kota dan pusat pemerintahan. Harapannya dengan ini kami bisa lebih dekat dengan masyarakat," kata dia.

"Kami sudah lihat sarana prasarana di sini yang sangat memadai. Di sini akan ada 21 pusat riset yang mengakomodir hampir 150 periset. SDM inilah yang harus dimanfaatkan untuk menghasilkan karya-karya baru," jelasnya.

Baca juga: Milenial hingga Pelaku UMKM Dorong Mbak Ita Maju Kembali di Pilwakot Semarang 2024

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini