Awalnya, ia menduga aroma tak sedap itu berasal dari cicak mati. Sebab, sebelumnya, air di rumah Sutrisno sempat terasa bau karena ada bangkai cicak di dalam toren.
Sutrisno sempat menduga, air rumahnya berwarna keruh karena sudah memasuki musim panas.
Namun, setelah dua hari didiamkan, air menjadi terasa sangat licin. Ayah Sutrisno, Abu Suud lantas mengecek ke dalam toren berwarna oranye tersebut.
"Awal mula curiga air bau, berbusa, yang pasti bau banget, pagi, siang disuruh nengokin toren," katanya, Senin.
Setelah dicek, Sutrisno justru mendapati jasad manusia di dalam toren tersebut. Ia pun bergegas melaporkan temuan itu.
Menurutnya, jasad pria itu memiliki tato di punggung.
"Ini di sini (punggung) ada tato, terus ada kelihatan kuping sama rambut, 'yang benar pak?', 'iya ini bangkai orang'. Terus saya teriak, saya suruh turun'," ungkap Sutrisno.
Polisi Gergaji Toren
Petugas sempat kesulitan mengevakuasi jasad pria itu dari dalam toren. Sebab, kondisi jasad sudah membangkak dan toren masih dipenuhi air.
Sehingga, petugas harus menguras air terlebih dahulu, kemudian menggergaji bagian tengah toren agar jasad bisa dikeluarkan.
"Mengingat toren air penuh, jadi dikosongkan dulu, lanjut memotong gergaji besi toren, menara toren tersebut kepotong, lanjut mengeluarkan jenazah dari dalam toren tersebut," jelas Bambang.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Misteri Mayat Pria Dalam Toren Air di Pondok Aren, Tidak Ditemukan Tanda Kekerasan di Tubuh Korban
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah Mico, Kompas.com/Baharudin Al Farisi)