Laporan Wartawan Tribun Jatim Ahsan Faradisi
TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Satreskrim Polres Probolinggo langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) usai foto wisatawan asing pamer bokong di Gunung Bromo viral.
Usai didatangi bersama anggota Polsek Sukapura, dipastikan jika pegunungan yang jadi background foto memamerkan pantat diatas jeep itu berada di wilayah Pasuruan, tepatnya latar belakang Lembah Widodaren.
Kasatreskrim Polres Probolinggo Iptu Fajar Putra Adi Winarsa membeberkan kronologi 3 wisatawan asing foto pamer bokong di atas Jeep itu.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (30/5/2024) sekitar pukul 9.00 Wib.
"Pascaviral, tiga WNA dan sopir jeep telah kami mintai klarifikasi atas kejadian itu.
Baca juga: Jumlah Turis Indonesia ke Jepang Naik 41,5 Persen Selama Januari-Maret 2024
Ketiganya juga sudah menyadari kesalahannya dan meminta maaf serta membuat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya," kata Iptu Fajar.
Kronologi bermula saat rombongan WNA sebanyak 16 orang berangkat dari Malang untuk tour wisata di Provinsi Jawa Timur pada Rabu (29/5/2024).
Keesokan paginya, lanjutnya, 6 WNA masuk pintu Cemorolawang mengendarai jeep Nopol B 2266 IM warna Putih dan jeep nopol D 1028 VCI warna merah dengan rute tour Bromo Penajakan 1 wilayah Pasuruan, Lembah Widodaren dan Kawah Gunung Bromo.
Dari penajakan sekitar pukul 8.30 Wib, menurut dia, rombongan minta Spot Foto di Lembah Widodaren.
Kemudian 3 orang WNA naik ke Jeep warna merah serta meminta untuk di fotokan oleh rekan sesama WNA dengan foto tidak senonoh.
"Aksi WNA tersebut kemudian difoto oleh salah satu sopir jeep secara diam-diam dan kemudian disebar ke WhatsApp grup Jeep miliknya hingga akhirnya viral di jejaring sosial," katanya.
Aksi tersebut diketahui setelah salah seorang pelaku usaha Jeep memposting foto turis tersebut di story WhatsApp (WA), kemudian menyebar.
Terancam Sanksi Adat
Tokoh masyarakat Suku Tengger akan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) untuk memastikan kapan pelaksanaan ritual adat yang akan dilakukan oleh 3 wisatawan asing, supir dan gaet wisata.
Dalam rakor yang rencananya digelar pada Jum'at (31/5/2024) sore itu, membahas apakah ketiga turis akan mengikuti sanksi ritual adat Suku Tengger atau tidak mengingat, di negara ketiganya berasal, hal seperti itu merupakan hal lumrah.
Ketiga turis asal Belanda bernama Martjin Jacob Johhanes, Sem Elisabeth Maria Fransisca dan Nina Petronella Jacoba Maria.
Sopir Jeep sekaligus yang memfoto, diketahui bernama Riko, warga Desa Wringinanom, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo dan Dian, warga Desa Ngepung, Kecamatan Sukapura, dan Pepet, selaku pemosting, asal Desa Ngepung.
"Sanksi kita tujukan pada yang memfoto dan tolidernya.
Kalau turisnya jadi hub antar negara ini karena kalau turisnya mungkin hal seperti itu wajar di negaranya. Bisa juga mereka tidak tau adat kita," kata Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono, Kamis (30/5/2024).
Hal seperti itu tidak berlaku bagi pelaku usaha Jeep atau sopir maupun gaet wisatanya.
Mengingat, sopir maupun gaet wisatanya adalah warga Kabupaten Probolinggo yang tentunya tahu dan mengerti adat Tengger.
"Kalau sopir dan guadenya orang Indonesia, kan harusnya tahu adat ketimuran. Tapi besok sore kita masih rapat mungkin besok masih ada pembahasan lagi," ungkapnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sosok 3 Turis yang Pamer Pantat saat Foto di Bromo, Sanksi Adat Akan Dibahas Besok, dan dengan judul Kronologi 3 Turis Foto Pamer Pantat di Bromo, Berangkat dari Malang, Kini Meminta Maaf