TRIBUNNEWS.COM -- Kasus pembunuhan Vina Cirebon dan kekasihnya Eky terjadi 2016 silam, masih bergulir.
Setelah penangkapan Pegi Setiawan, terduga pelaku yang buron 8 tahun fakta-fakta baru mulai bermunculan.
Eky adalah kekasih dari Vina tergabung dalam geng motor XTC 04 Sumbar.
Baca juga: Soal Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Saka Tatal Diperiksa Polisi, Mantan Terpidana Ungkap Hal Ini
Dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon, Eky turut menjadi korban dan tewas bersama Vina.
Saat itu, kasus Vina dan Eky disebut-sebut sebagai kasus kecelakaan.
Namun setelah mendapatkan kejanggalan dari bukti-bukti di TKP, tewasnya Vina dan Eky diralat menjadi kasus pembunuhan.
Kini fakta baru diungkap saksi yang merupakan Sekjen XTC Cirebon 2016 bernama Reno Sukriano.
Reno Sukriano mengungkap isi chat terakhir Eky kepada anggota geng motor XTC.
Kini isi chat terakhir Eky kepada anggota motor XTC kini menjadi petunjuk kronologi pembunuhan Vina dan Eky terjadi.
Hal ini diungkapkan Reno dalam tayangan kanal Youtube Diskursus Net, Selasa (4/6/2024).
Reno menceritakan kronologi sebelum Eky dan Vina tewas bahwa geng motornya pada malam kejadian akan melakukan rapat internal di Cipaniis, Kuningan, Jawa Barat.
Baca juga: Teka-teki Sosok Saksi Istimewa Kubu Pegi, Siap Bongkar Kronologi Lengkap Kasus Vina, Kini Dilindungi
Menurut sumber yang diterima Reno, saat itu Eky meminta ikut pada agenda rapat tersebut.
Lalu, mereka janjian di suatu tempat pukul 20.00 WIB sebelum berbarengan ke lokasi rapat di Cipaniis.
Reno mengatakan salah satu tokoh geng motor XTC 04 Sumbar sempat mencoba mengubungi Eky.
Dalam chat-nya tersebut teman Eky itu menanyakan keberadaan.
"Jam 20.30 WIB salah satu tokoh di 04 ini akhirnya coba menghubungi Eky,” ungkap Reno Sukriano.
Reno mengatakan saat itu Eky masih menjawab pesan temannya tersebut.
Berikut isi chat Eky dan temannya:
“lu di mana? udah sampai mana?” tanya teman Eky anggota geng motor XTC.
“Baru nyampe GSP”, jawab Eky dalam chat.
Reno mengungkap chat terakhir Eky tersebut dikirim sekira pukul Jam 20.00 atau 19.30 WIB.
Diketahui GSP tersebut merupajan kawasan di Kota Cirebon, Jalan Majasem.
Menurut Reno, awalnya rombongan masih menunggu Eky, namun karena lama akhirnya berangkat duluan.
Namun nahas, sekira 2 jam setelah chat tersebut, salah satu anggota geng motor XTC justru mendapat kabar dari orangtuanya.
Teman Eky tersebut mendapati kabar ada anggota XTC tergeletak di jembatan.
Mendapati kabar itu, kata Reno, teman-teman Eky XTC 04 Sumbar langsung menuju ke TKP di flyover Talun.
Saat tiba di TKP, kondisi Eky diketahui sudah tewas dan sudah dibawa ambulans.
Reno mengungkap teman-temannya sempat melihat kondisi Eky di rumah sakit.
Ia mengungkap kondisi Eky yang mengalami luka lebam di wajah hingga bahu patah.
"Eky memang sudah posisi muka lebam-lebam gak karuan, gak layak, bahu gak tahu patah atau seperti apa, parah banget," ungkap Reno.
Setelah kejadian itu, mereka mendapatkan kabar bahwa Eky mengalami kecelakaan di flyover Talun tersebut.
Namun, kata Reno anggota XTC pun sempat curiga Eky diserang.
"Sempet berpikir 'mungkin ada yang nyerang', tapi akhirnya polisi bilang ini kecelakaan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Reno mengatakan teman-teman Eky tidak mengetahui kejadian yang sesungguhnya.
Mereka hanya mengetahui kondisi Eky lewat chat terakhirnya tersebut.
"Hanya satu sampai dua jam sebelum kejadian mereka kontak-kontakan sama Eky, karena Eky sama Vina biasanya," ujar Reno.
Reno juga mengungkap ada anggota XTC 04 Sumbar yang sempat bertemu dengan Eky dan Vina sebelum kejadian.
"Hari Sabtu sore sempet ketemu di kota Eky sama Vina ini," jelasnya.
Kesaksian Gaga Awod
Keterangan Sekjen XTC Cirebon 2016 Reno Sukriano itu berkesinambungan dengan keterangan teman Eky Gaga Awod.
Selain bukti di KTP, kesaksian teman dari Eky ini menguatkan bahwa tewasnya Vina dan Eky diduga bukan kecelakaan.
Sebelum Eky dan Vina dianiaya geng motor, keduanya sempat mengendarai motor bersama salah satu temannya bernama Liga Akbar Cahyana alias Gaga Awod.
Dalam fakta persidangan Gaga Awod mengaku pada malam kejadian dirinya sempat bertemu Eky dan Vina di Taman Kota Cirebon atau Taman Sumber, Sabtu (27/8/2024).
Saat itu ia mengaku mengobrol dengan kedua korban sekira 30 menit.
Saat berpamitan, ia diminta untuk mengantar pulang Vina dan Eky di Arumsari, Kecamatan Talung, Kota Cirebon.
Namun, di pertengahan jalan saat melewati jalan Perjuangan Majasem mereka melintasi anak-anak muda yang sedang mengbrol.
Menurut keterangan Gaga Awod, sekelompok anak muda itu melempari dirinya dan Eky yang memboncengi Vina.
"Pada saat melewati Jalan Perjuangan Majasem sekitar jam 21.15 WIB ada beberapa orang anak muda sedang mengobrol dan melempari saya dan Eky menggunakan batu sambil mengatakan teriakan (woy woy) lalu saya dan Eky dan Vina kabur karena dikejar oleh beberapa orang anak muda menggunakan motor,” ungkap Gaga Awod dalam berkas persidangan dikutip dari Tribun Bogor.
Dari keterangan Reno dan Gaga Awod ada perbedaan.
Menurut Reno, Eky sempat berkabar akan mengikuti agenda rapat internal di Kuningan.
Dalam chat terakhir Eky juga tak menyinggung dirinya sedang bersama kekasihnya Vina.
Sementara di malam kejadian, menurut keterangan Gaga, Eky hendak mengantarkan Vina pulang.
Polda Periksa Liga Akbar
Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar memeriksa saksi kunci dalam pembunuhan Vina dan Rizky alias Eky di Cirebon pada 2016.
Saksi kunci itu adalah Liga Akbar, teman dekat Eky.
Bana, kuasa hukum Liga Akbar, mengatakan, kliennya diperiksa hampir enam jam.
Penyidik memberikan 15 pertanyaan.
"Pertanyaan untuk Liga hari ini mengulas BAP (berita acara pemeriksaan) terdahulu waktu 2016 yang sudah dikonfirmasi oleh Liga, ada beberapa poin yang Liga cabut," ujar Bana di Mapolda Jabar, Selasa (4/6/2024) malam.Bana tidak merinci poin apa saja yang kliennya cabut dalam BAP sebelumnya.
Namun, kata dia, untuk menguatkan semua keterangannya, Liga akan membawa empat saksi lain.
"(Poin yang dicabut di BAP) berkaitan dengan peristiwa 2016 itu. Memang akan dilakukan lagi pendalaman oleh teman-teman kepolisian, karena Liga harus membuktikan dan ada saksi-saksi lain yang harus dihadirkan nanti," katanya.
Bana tidak menjelaskan, apa saja informasi baru yang disampaikan kliennya kepada penyidik.
"Liga pada saat itu memang berada di depan SMA 4, makanya ini untuk penjelasan lebih lanjut kita mohon waktu. Liga akan menghadirkan saksi-saksi yang bisa menguatkan keterangan dia pada saat tadi diperiksa polisi. Makanya kami belum bisa menjelaskan lebih detail, apalagi berkaitan dengan kejadian, karena ini sangat sensitif ya. Liga khawatir diancam dan segala macam," ucapnya.
Dalam waktu dekat, kata dia, empat teman Liga akan dihadirkan Polda Jabar untuk memberikan semua keterangan Liga ke penyidik.
"Sementara baru satu identitas yang bisa dihadirkan. Untuk yang ketiganya agar berkenan mau bisa hadir sebagaimana yang sudah Liga sampaikan dalam BAP tadi," ucapnya.
Liga mengaku kenal dengan Eky dan Vina. Bahkan, sebelum Eky meninggal, Liga kerap mengingap di rumah Eky.
"Sudah kayak saudara (dengan Eky) orang tua korban juga sudah tahu saya. Pernah menginap di rumah Eky," ujar Liga.
"Minta doanya dari semua agar kasus ini segara selesai dan dibukakan keadilan buat kita semua," ucapnya. (Nazmi Abdurrahman/Hilda Rubiah/Tribun Jabar/Tribun Bogor)