Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir dan tanah longsor dipicu curah hujan yang tinggi di sertai angin kencang yang terus menerus mengakibatkan debit air meningkat melebihi daya tampung sungai Moro’o, di Kabupaten Nias Barat, Provinsi Sumatera Utara.
Bencana tersebut menyebabkan sebanyak 1.000 Kepala Keluarga atau 4.000 jiwa terdampak.
"Kerugian materil 1.000 unit rumah terdampak. Perkebunan, dan area persawahan mengalami kerusakan," ujar Kapusdatin BNPB Abdul Muhari, Selasa, (18/6/2024).
Adapun wilayah terdampak meliputi Desa Simae’asi, Iraonogambo, Sisobambowo, Sisarahili di Kecamatan Mandrehe.
Desa Lolohio, Iraonogeba, Ononamolo II, Lasarabagawu, Sisobandrao di Kecamatan Mandrehe Barat.
Lalu Desa Sisobambowo, Lologundre, Iraonogaila, Ono waembo, Tiga Serangkai di Kecamatan Lahomi.
Desa Lahagu di Kecamatan Mandrehe Utara. Desa Ono Zalukhu You, Hilisoromi dan Lasarabahili di Kecamatan Moro’o.
“Penanganan banjir dan tanah longsor BPBD Kabupaten Nias Barat Melakukan kaji cepat dan melakukan perbaikan kerusakan tebing aliran sungai, jembatan dan bahu jalan. Kondisi terkini banjir berangsur surut,” katanya.
Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika wilayah Kabupaten Nias Barat berpotensi curah hujan lebat ke depan.
Hujan lebat ini berpotensi menimbulkan dampak yang signifikan seperti banjir, tanah longsor, dan gangguan aktivitas sehari-hari.
“BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, seperti memastikan saluran air tidak tersumbat dan menghindari daerah rawan bencana selama periode tersebut,” pungkasnya.