Tidak berselang lama, Ahmad juga mengalami gejala pusing hebat pada pukul 09.00 WIB.
Ahmad menyusul temannya, langsung dibawa ke RS Muhammadiyah Bandung, namun meninggal dunia dalam perjalanan.
“Sudah dalam proses evakuasi ke Rumah Sakit Muhammadiyah, tapi sampai di rumah sakit dinyatakan meninggal dunia,” papar Iptu Anwari.
Nor masih sempat menjalani perawatan, namun kondisinya terus memburuk.
Ia akhirnya juga meninggal pada Selasa (25/6/2024) pukul 15.00 WIB.
Polisi lalu melakukan olah TKP dan memeriksa kondisi jasad Ahmad.
“Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Dugaan kami memang karena keracunan minuman yang dikonsumsi sebelumnya,” tegas Iptu Anwari.
Kini Iptu Anwari masih menunggu Rivan dan Rudi yang mengantar jenazah Ahmad ke Jember.
Keduanya mengaku dalam kondisi sehat karena hanya sedikit minum minuman oplosan itu.
Sementara hasil olah TKP, polisi menemukan teko bekas tempat racikan alkohol dan minuman berenergi itu.
Polisi juga menemukan bekas muntahan kedua korban di tempat kosnya.
Selain itu ditemukan indikasi upaya menghilangkan barang bukti dengan membakar bekas sachet minuman berenergi dan botol alkohol.
Bekas pembakaran itu ada di samping rumah kos kedua korban.
“Karena itu kami masih menunggu dua saksi, Rudi dan Rivan. Kami akan dalami keterangan mereka,” katanya.
Ahmad dan Nor diketahui baru 5 hari bekerja di tempat penggilingan padi dan produsen beras di Desa Ngunggahan.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Racik Alkohol Medis dan Belasan Sachet Minuman Berenergi, Dua Pekerja di Tulungagung Tewas