News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alasan Pesilat di Sragen Tak Ditahan usai Pukulannya Tewaskan Siswa SMP, Ditemukan Lebam di Kepala

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penganiayaan. Seorang pelajar di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, dikabarkan meninggal dunia setelah latihan pencak silat.

TRIBUNNEWS.COM - Polres Sragen masih menyelidiki kasus tewasnya siswa SMP bernama Muhammad Jais Andika Putra (15).

Korban yang masih kelas 8 dipukul saat latihan silat dan meninggal pada Jumat (12/7/2024).

Hingga saat ini, penyidik telah menetapkan satu tersangka berinisial Y (17) yang sempat menjadi lawan tanding korban.

Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Wikan Sri Kadiyono, mengatakan ada kemungkinan tersangka bertambah, namun penyidik masih menunggu hasil autopsi.

"Terkait ada luka lebam di kepala itu nanti, menurut keterangan saksi karena jatuh, kita juga masih menunggu hasil autopsi," bebernya, Senin (15/7/2024), dikutip dari TribunSolo.com.

Meski berstatus tersangka, Y yang masih di bawah umur tidak ditahan.

"Anak tidak kita tahan, karena menurut pasal 32 kan selama itu ada penjamin dari orang tua atau lembaga anak tidak diperkenankan untuk melakukan penahanan, tapi, proses hukum tetap berlanjut," terangnya.

Akibat perbuatannya, Y yang berstatus pelajar terancam 15 tahun penjara.

"Pasal yang kita jerat pasal 80 ayat 4 jo pasal 76 Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang kekerasan terhadap anak dengan ancaman maksimal 15 tahun," ujarnya.

Sejumlah barang bukti yang diamankan seperti air putih, baju korban serta pakaian perguruan silat warna hitam.

Ia menjelaskan, korban dan 11 temannya sepakat untuk melakukan pertarungan adu teknik satu lawan satu.

Baca juga: Kesaksian Orang Tua Siswa SMP di Sragen, Anak Tewas usai Latihan Silat

Korban dan tersangka mendapat giliran yang pertama.

"Saat melakukan pertarungan tersebut, pelaku awalnya menyerang korban dengan tendangan, namun dapat ditangkis, dan kedua, korban juga menendang pelaku, tapi sempat ditangkis."

"Dan yang ketiga saat pelaku melakukan pemukulan mengenai dada korban sebelah kanan, dan saat itu juga korban jatuh tersungkur ke depan," bebernya.

Tersangka dan teman-teman korban sempat melakukan pertolongan dengan memberi air putih.

Korban yang tidak sadarkan diri kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soeratno Gemolong.

"Saat pemeriksaan dari tim RSUD Gemolong, korban dinyatakan meninggal," ucapnya.

Pihak keluarga merasa ada yang janggal dengan kematian korban, sehingga minta petugas kepolisian melakukan autopsi.

Baca juga: Pesilat Tewas Dianiaya di Gresik, 9 Pelaku Berasal dari Perguruan Silat Lain, 1 DPO Serahkan Diri

"Kalau saat itu, sedang melakukan pelatihan, apakah ada unsur kesengajaan, memang mereka berdua sepakat untuk saling pukul dan saling tendang, iya (bisa jadi kecelakaan saat olahraga)," tukasnya.

Sebelumnya, AKP Wikan Sri Kadiyono mengatakan, jasad korban diautopsi di RSUD dr Moewardi Solo.

"Jenazah sudah dilakukan autopsi dan dikembalikan ke keluarga dan kita menunggu hasil autopsi yang dilakukan tim medis," paparnya, Minggu (14/7/2024), dikutip dari TribunSolo.com.

Sebanyak 6 saksi yang berada di lokasi latihan telah diperiksa.

"Kami masih memeriksa saksi-saksi berjumlah 6 orang dan masih kita dalami, korban dan para saksi masih di bawah umur," ucapnya.

Beradasarkan hasil keterangan saksi, korban sempat dipukul senior di bagian dada.

Diketahui, latihan silat digelar di halaman SDN Gilirejo pada Jumat sekira pukul 19.30 WIB.

Sebagian artikel telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Latihan Bela Diri Berujung Maut, Pelajar Sragen Jateng Terpukul, Sempat Minum Sebelum Jatuh Pingsan

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Mardon)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini