News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Viral Veteran asal Gunungkidul Hidup Sebatang Kara di Bekas Kandang Ayam, Presiden Kirim Bantuan

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mbah Sarno saat menunjukkan atribut miliknya saat bertugas menjadi militer sukarela di rumahnya pada Jumat (2/8/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Kisah hidup sebatang kara seorang veteran bernama Mbah Sarno (84) yang menghuni bangunan bekas kandang ayam menjadi viral di media sosial.

Kisah Mbah Sarno itu menjadi viral setelah pemberitaan media yang diunggah di X (Twitter) @kompascom pada Jumat (2/8/2024).

Hingga artikel ini ditulis, cuitan tersebut telah mendapatkan 1,2 juta penayangan.

Diketahui, veteran asal Padukuhan Susukan II, Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul hidup sebatang kara dan serba kekurangan.

Mbah Sarno yang tidak memiliki sanak saudara itu, tinggal di rumah kecil di bekas kandang ayam dengan dinding bambu dan beralaskan tanah.

Saat ditemui, veteran itu mengenang kisahnya menjadi anggota militer sukarela sejak tahun 1960 sampai 1969.

Nuansa rumah Mbah Sarno yang ala kadarnya, dia bercerita kontribusinya saat masa peperangan.

Dua kali gagal ajukan anggota veteran

Dia masih ingat betul tahun ketika menangani pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada 1960-an.

Kemudian sekitar 1961-1962, dirinya kembali bertugas mengikuti operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) di Irian Barat.

Berselang satu tahun kemudian, tepatnya sekitar tahun 1963, dirinya kembali diminta untuk menghadapi operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora) di wilayah Kalimantan atas konfrontasi Malaysia terhadap Indonesia.

Baca juga: Viral Video Polisi Tersangkut Kap Mobil di Kudus Jateng, Terbawa 500 Meter, Ini Kronologinya

"Setelah itu sekitar tahun 1968,saya kembali diberangkatkan ke wilayah Tim-Tim (Timor-Timor). Terakhir yang saya ingat saya bergabung dalam batalyon 409, dengan pangkat terakhir Kopral Dua (Kopda)," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Jumat (2/8/2024).

Di sela cerita itu, Mbah Sarno pun menunjukkannya satu per satu atribut tentara yang masih disimpannya.

Dia juga mengenang tugas yang paling membekas di ingatan Mbah Sarno yakni saat terlibat dalam penuntasan Gerakan 30 September (G30S PKI).

"Suasana sangat mencekam ketakutan mendera semua pasukan tentara yang bertugas masa itu. Sangat sakit jika diingat kembali," ungkapnya.

Segelintir kisah perjuangan yang dialami Mbah Sarno dalam membela negara tak lantas membuat hidupnya bakal diperhatikan kembali oleh negara.

Diceritakan Mbah Sarno, sebenarnya dia sudah mencoba untuk mengurus menjadi anggota veteran. Namun, permohonannya tersebut selalu ditolak.

"Dari tahun 2014 sudah mencoba mengajukan, total sudah dua kali pengajuan semuanya ditolak,"ucapnya.

Dirinya pun mengaku sangat sedih kenapa dirinya tidak bisa menjadi anggota veteran, sedangkan beberapa teman seperjuangannya bisa mengurusnya.

"Saya hampir setiap hari nelangsa, nangis batin. Saya kurang apa, disuruh sabar mengurus tunjangan gak berhasil. Padahal kalau mengingat perjuangan saya yang rela mati untuk negara, saya menangis, itu kenapa saya tidak bisa dapat," terang Mbah Sarno.

Baca juga: Viral Kontes Kecantikan Transgender Digelar di Hotel Jakarta Pusat, Polisi Pastikan Tak Ada Izin

Makan Andalkan Bantuan

Kini, Mbah Sarno tidak bisa bekerja sebagai petani seperti dulu lagi.

Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Mbah Sarno hanya mengandalkan belas kasih dari para tetangganya.

Sementara itu, tetangga Mbah Sarno membenarkan bahwa selama ini warga yang membantu kebutuhan sehari-hari Mbah Sarno.

Mulai dari memberi beras, telur, hingga makanan lainnya.

Selain itu juga ada bantuan dari jemaat gereja.

"Semakin tua tenaga semakin berkurang. Lama kelamaan saya sudah tidak kuat bertani, jadi sekarang untuk makan hanya menunggu dari bantuan para tetangga saja, kalau tidak ada yang kasih ya tidak dapat makan," tutur Mbah Sarno.

Disinggung soal sanak keluarga, dia mengaku hanya tinggal seorang diri setelah istrinya meninggal.

"Pernah menikah dua kali. Istri pertama pernikahan selama 20 tahun sewaktu di Jawa Barat. Kemudian meninggal dunia, tidak memiliki anak. Saya kembali ke Gunungkidul, menikah lagi selama 15 tahun, istri saya meninggal dunia juga, dan juga tidak memiliki anak," ujarnya.

"Jadi kadang warga bergantian untuk memberi bantuan, karena kasihan juga sudah tidak ada keluarganya, hanya tinggal seorang diri," pungkas Mbah Sarno.

Baca juga: Viral Kakek 75 Tahun di Riau Nikahi Gadis di Bawah Umur, Kades Ungkap Mempelai Pria Bukan Orang Kaya

Dapat bantuan presiden

Setelah kisah hidupnya viral, Mbah Sarno kemudian mendapatkan bantuan dari Presiden Joko Widodo berupa sembako dan sejumlah uang.

Bantuan itu diserahkan langsung melalui dua orang perwakilan dari Staf Khusus Kepresidenan, yang disaksikan pihak Kalurahan setempat, di kediaman Mbah Sarno pada Senin (5/8/2024).

Adapun menurut Penanggungjawab Kehumasan Pimpinan dan Pemda DIY, Ditya Nanaryo Aji, pemberian bantuan tersebut dilakukan karena sempat ramai di media mengenai kisah Mbah Sarno.

“Presiden RI mengetahui hal ini dari pemberitaan media yang sempat viral. Karena kisah beliau ini, Presiden tersentuh dan mengirimkan bantuan," ujarnya.

"Mengingat, bahwa Mbah Sarno ini pernah berjuang untuk Indonesia RI, dalam pasukan militer sukarela. Semoga apa yang telah diberikan kepada Mbah Sarno, dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya,” tutur Ditya.

Mbah Sarno saat menerima bantuan dari Presiden Joko Widodo lewat dua orang staf khusus kepresidenan, Senin (5/8/2024) (DOK. ISTIMEWA)

Terkait bantuan rumah

Mengenai kelayakan hunian, Lurah Genjahan Agung Nugroho mengatakan, Mbah Sarno merupakan warganya yang berkategori tidak mampu.

Agung juga tidak bisa berbuat banyak melalui program RTLH lantaran Mbah Sarno sudah tidak memiliki lahan di wilayah tersebut.

Sebab, syarat untuk mendapatkan RTLH adalah memiliki tanah atas nama yang bersangkutan, atau seorang warga yang mengatasnamakan Mbah Sarno.

Agung berharap bantuan kepada Mbah Sarno ini bisa terus berlanjut, tidak hanya dari satu pihak saja.

“Bantuan berupa sembako, kemudian uang stimulan untuk mungkin 2 bulan 3 bulan cukup untuk hidup Pak Sarno. Stimulan uang kalau nominalnya kami tidak mau tahu, artinya karena itu sudah hak beliau,” tutup Agung.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kisah Pilu Mbah Sarno Veteran Asal Gunungkidul yang Tinggal di Bekas Kandang Ayam

(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting, Hanif Suryo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini