Fakta mengenai keseharian korban sebelum meninggal diungkapkan langsung oleh pamannya, Nurpan.
Nurpan menjelaskan AA bersama sang adik kesehariannya berjualan balon.
Kegiatan itu dilakukan korban untuk mencari uang tambahan keperluan serta biaya sekolah.
"Setiap pulang sekolah dari jam 2 sampai jam 8 malam dia jualan balon untuk uang tambahan jajan dan keperluan sekolah dia. Diantar jemput sama anak saya yang laki-laki, " katanya saat ditemui setelah pemakaman korban, Senin (2/9/2024), dikutip dari TribunSumsel.com.
Dia menambahkan AA berjualan balon sudah lama semenjak lulus SD.
Berjualannya pun pindah-pindah dan keliling.
AA bersama keluarganya hampir sebulan tinggal di rumah Nurpan.
"Sebelumnya dia ngontrak sama ayah dan ibunya di dekat sini. Terus semenjak istri saya sakit mereka tinggal disini. AA merawat wak dia, istri saya, dia ikut bantu gantikan pampers istri," ungkapnya.
Saat kepergian AA, diketahui tidak berpamitan dengan anggota keluarga, dan keluarga tidak bisa menghubungi karena korban tidak memiliki handphone.
"Tidak pamit, almarhumah juga tidak punya handphone, " pungkasnya.
Diketahui AA juga tidak berpamitan dengan ibunya.
Ibu korban, Winarti (39), mengatakan sempat bertemu dengan anaknya tetapi tidak sempat berbicara.
"Tadi siang sekitar pukul 12.00, sempat bertemu pak. Saat saya pulang usai bekerja, namun saat itu kami tidak sempat berbicara dan anak saya pun pergi tidak pamit," ungkap Winarti, dilansir TribunSumsel.com.
Baca juga: Detik-detik Mahasiswa Unper Tasikmalaya Tewas Tertimpa Puing Bangunan saat Ospek
Kemudian sekitar pukul lima sore, ia mendapatkan kabar dari keponakan bahwa AA ditemukan tak bernyawa di kuburan cina.