News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Inspiratif Aiptu Turono, Polisi di Pesawaran Bertahun-tahun Nyambi Jadi Tukang Gali Kubur

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasubsi PDIDM Humas Polres Pesawaran Aiptu Turono saat sedang membantu penggalian kubur seorang warga Pesawaran yang meninggal dunia beberapa waktu lalu.

TRIBUNNEWS.COM, PESAWARAN - Kisah inspiratif datang dari Aiptu Turono, yang kini menjabat sebagai Kasubsi PDIDM Humas Polres Pesawaran, Polda Lampung.

Aiptu Turono kerap tergerak hatinya membantu sesama.

Sebagai anggota polisi, ia tak segan mengangkat cangkul untuk menggali kubur saat ada warga yang meninggal dunia di kampungnya.

Pria berusia 47 tahun ini mengaku, sudah hampir 9 tahun lamanya jadi penggali liang lahad untuk masyarakat yang meninggal dunia.

Dia mengaku senang bisa berbuat baik untuk masyarakat.

Baca juga: Kisah Inspiratif Jamaluddin, Sarjana Pulang Kampung Membangun Desa Kanreapia

“Apa yang saya lakukan itu semata niat saya menolong masyarakat,” kata Turono saat diwawancarai Tribun Lampung, Jumat (13/9/2024).

Selain membantu, menjadi penggali kubur sekaligus sebagai pengingat dirinya akan kematian.

Tak jarang ia menggali liang lahad mengenakan seragam anggota Polri.

Hal itu, kata Turono, karena kematian tidak ada yang bisa memprediksi waktunya.

Baca juga: Kisah Inspiratif Pemuda Indonesia: dari Cleaning Service Hotel Kini Jadi Insinyur Lulusan Jerman

“Ini juga menjadi pengingat untuk saya akan kematian, karena tempat itu menjadi peristirahatan terakhir kita” ucapnya.

Turuno mengaku terakhir kali dirinya menggali kubur untuk warga yang meninggal di Desa Wiyono, Gedong Tataan, Pesawaran beberapa waktu lalu.

Aksi kemanusiannya bukan hanya menjadi penggali kubur saja.

Ia pun kerap terjun ke tempat bencana untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

Turono pun beberapa kali bergabung dalam tim relawan penanganan bencana yang terjadi di luar Lampung, seperti letusan Gunung Semeru dan gempa bumi Cianjur.

Dia mengaku dirinya merogoh biaya sendiri untuk berangkat menjadi relawan ke lokasi bencana.

“Saya sangat senang ikut kegiatan sosial seperti itu,” ucapnya.

Tidak hanya dilakukan di luar Lampung, aksi sosial Turono juga dilakukan di beberapa kabupaten di Lampung.

Seperti saat melakukan bedah rumah seorang lansia sebatang kara yang tinggal di Lampung Tengah.

Lalu ia juga ikut dalam pembuatan sumur bor sebuah pondok pesantren di Tanggamus.

Selain itu, Turono juga membantu memberikan donasi kepada warga membutuhkan biaya untuk pengobatan, seperti bayi dengan terdiagnosa Short Bowel Syndrome.

Kemudian warga yang bokongnya infeksi akibat tertancap akar sengon, hingga warga yang mengalami kecelakaan kerja serta bayi dengan kondisi tidak normal.

Turono juga pernah rela melelang jam kesayangannya senilai jutaan rupiah dan uang hasil lelang didonasikan untuk penanganan pandemi Covid-19.

Karena aktivitasnya yang lumayan banyak dan menginspirasi, ia pernah diundang ke acara televisi.

Ia mengatakan, pada saat acara tersebut, dia mendampingi salah satu warga yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda beberapa tahun lalu.

“Saya hanya minta doanya untuk tetap istiqomah di jalan yang benar,” ujarnya.

 

Penulis: Oky Indra Jaya

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Kisah Polisi Pesawaran Lampung Menjadi Penggali Kubur, Aiptu Turono jadi Ingat Kematian

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini