TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - Wisatawan asal Tiongkok, WS (51) meninggal dunia saat melakukan aktivitas bawah laut di perairan Manta Point di Desa Batukandik, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Rabu (25/9/2024) lalu.
Kasi Humas Polres Klungkung AKP Agus Widiono mengatakan, kejadian tersebut bermula saat korban dan puluhan wisatawan lainnya berwisata ke Nusa Penida, Rabu (25/9/2024).
Baca juga: Kepala Seorang Pria Australia Digigit Buaya saat Snorkeling di Queensland
Sekitar pukul 09.00 Wita, korban dan wisatawan lainnya berangkat ke Manta Point untuk snorkeling.
"Sampai di Manta Point, guide sempat memberikan briefing sebelum dilakukan snorkeling," ungkap Agus Widiono, Jumat (27/9/2024).
Korban dan wisatawan lainnya mulai snorkeling turun ke laut sekitar pukul 10.00 Wita.
Sekitar 10 menit dalam air, seorang guide melihat korban tiba-tiba telah mengapung.
Korban lalu dievakuasi ke atas boat.
Beberapa wisatawan berupaya untuk memberikan pertolongan pertama, namun korban tidak kunjung sadar.
"Korban lalu dibawa ke klinik terdekat, karena tidak kunjung sadar," jelas Widiono.
Setelah mendapatkan pemeriksaan, tim medis menyatakan korban sudah meninggal dunia.
Penyebab kematiannya belum dapat dipastikan, karena harus dilakukan autopsi.
"Jenazah korban dibawa ke RSUP Sanglah (Prof. Ngoerah) Denpasar," jelas Widiono.
Baca juga: WNA asal Tiongkok Meninggal Dunia Usai Snorkeling di Taman Nasional Komodo
Wisawatan Tewas Usai Snorkeling di Pantai Jemeluk
Peristiwa serupa juga pernah menimpa WNA asal Tiongkok lainnya, Januari lalu.
Dan Hao, WNA asal Shanghai Tiongkok tewas usai snorkeling di Pantai Jemeluk, Br. Dinas Lebah, Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali, Senin (29/1/2024) siang.
Diketahui perempuan itu datang ke Karangasem Bali tanggal 28 Januari 2024 bersama suami, anak untuk melihat keindahan alam dan melihat keindahan alam laut sehingga menginap di Amed, Purwakerti.
Kapolres Kabupaten Karangasem, AKBP Nengah Sadiarta melalui Kasat Polairud Polres Karangasem, AKP Gusti Bagus Suastawan mengatakan, korban melakukan aktivitas snorkeling pukul 10.00 Wita, sekitar Pantai Jemeluk bersama suaminya.
Tak ada firasat dan tanda apapun sebelum snorkeling.
"Menurut pengakuan suaminya, Senin (29 Januari 2024) sekitar pukul 07.30 Wita, korban dan suami serta anaknya sempat sarapan buah dan roti di tempat menginap."
"Kemudian sekitar pukul 10.00 Wita, korban dan suami pergi snorkeling di Pantai Jemeluk," ungkap Suastawan.
Sekitar pukul 10.30 Wita, saat sedang snorkeling, tiba-tiba suami korban berteriak meminta tolong karena melihat kondisi istrinya sudah lemas.
Akhirnya, warga sekitar datang menghampirinya.
"Jaraknya sekitar 70 meter dari bibir pantai. Suaminya terlihat memegang korban," imbuhnya.
"Suaminya sedang memegang korban dalam keadaan telungkup tak bergerak di air. Kemudian yang bersangkutan mengevakuasinya ke darat. Sempat diberikan napas buatan, tetapi korban tidak kunjung bergerak," tambahnya.
Korban dievakuasi menggunakan papan seluncur.
Sebelum dievakuasi korban dapat napas buatan serta PCR untuk mengangkat korban ke papan seluncur.
Sesampai di darat korban kembali diberikan napas buatan tetapi korban tak bergerak serta tidak sadarkan diri sehingga dibawa ke klinik.
"Korban langsung dibawa ke klinik di Kecamatan Abang. Sekitar pukul 10.38 Wita, korban tiba di klinik sempat diberi pertolongan tim medis. Berdasarkan dari hasil pemeriksaan tim medis, korban dinyatakan meninggal dunia pukul 11.04 Wita, dan jenazah masih dititip di RSUD Karangasem," jelas Suastawan. (mit)
rtikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Kronologi Wisman Tiongkok Ditemukan Mengapung Saat Snorkling di Nusa Penida Bali