Hingga saat ini penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan.
Termasuk meminta keterangan anggota polisi yang melepas tembakan.
Penyelidikan terhadap peristiwa tawuran di lokasi lain juga dilakukan.
"Menunggu penyelidikan. Menunggu hasil visum,” ungkapnya.
Irwan membeberkan, pada dini hari itu ada tawuran antar geng di tiga lokasi tersebut di Semarang Barat.
“Pada Minggu dini hari kemarin kita menangani laporan setidaknya ada tiga peristiwa tawuran antar geng, antar kreak di Kota Semarang, di Kecamatan Gayamsari, Semarang Utara dan di Semarang Barat.''
''Nah dalam penanganan ketiga ini ada beberapa yang kita amankan dan tetapkan sebagai tersangka," ujarnya.
Bentrok di Gayamsari ada dua orang ditetapkan tersangka.
Kemudian di Semarang Utara ada korban luka namun pelaku belum tertangkap.
GPK Minta Publik Sabar
Sementara itu, Wasekjen Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK) Muhammad, mengimbau masyarakat untuk tidak terjebak dalam opini liar yang dapat menyesatkan terkait kematian seorang siswa SMKN 4 Semarang, GRO (16).
Isu yang beredar menyebutkan bahwa siswa tersebut tewas akibat tembakan dari oknum polisi. Namun, informasi yang lebih akurat dan valid menunjukkan bahwa kejadian tersebut berkaitan langsung dengan tawuran antar geng motor yang memicu tindakan tegas aparat kepolisian.
"Kami meminta masyarakat agar jangan langsung menelan mentah-mentah informasi yang ada di media sosial. Kita tunggu informasi lengkapnya dari pihak kepolisian. Karena informasinya ada peristiwa tawuran," kata Muhammad.
Peristiwa yang menggegerkan ini terjadi pada Minggu, 24 November 2024, sekitar pukul 01.00 WIB, saat Piket Reskrim menerima laporan dari anggota pihak kepolisian. Menurut laporan tersebut, sebuah tawuran besar melibatkan sekelompok membawa senjata tajam terjadi di sekitar Alfamart, Jalan Kalipancur, Gunungpati, Semarang.