Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Terduga teroris yang diamankan Densus 88 di Kampung Urug, Desa Jayaratu, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat menempati kediaman guru ngaji, Jumat (27/12/2024).
Baca juga: Densus 88 Polri Tangkap Terduga Teroris di Tasikmalaya, Ketua RT Sempat Menyangka Kasus Curanmor
"Lokasinya dekat dengan rumah saya, dan pemilik rumah seorang guru ngaji serta berprofesi sebagai pedagang asongan keliling ke setiap sekolah," ungkap Ketua RT 02 Zenal Arifin ketika dikonfirmasi wartawan Tribun.
Zenal menjelaskan, saat penangkapan pun terduga pelaku hanya seorang diri, tidak ada anak dan keluarganya.
"Satu orang saja, dan sudah tua sekitar 70 tahunan," ucap Zenal.
Ketika ditanyai kasus penangkapan dugaan teroris, Zenal tak mengetahui detail kasusnya saat diamankan petugas gabungan.
"Nggak tahu saya juga dan saat ditanya petugas pun saya jawab apa adanya, hanya pernah melihat sepintas terduga pelaku seminggu yang lalu," jelasnya.
Untuk jarak rumahnya cukup berdekatan dengan kediaman guru ngaji yang sempat ditempati oleh terduga teroris.
Baca juga: Mata Uang Won Anjlok Jadi Terendah dalam 16 Tahun Terakhir Imbas Krisis Politik
"Dekat hanya seratus meter ke rumah ustaz itu dengan rumah saya," tutupnya.
Zenal menjelaskan bahwa rumah yang digeledah oleh Densus 88 merupakan milik seorang ustaz yang juga diduga memiliki hubungan dengan terduga pelaku.
Pemilik rumah tersebut, menurut Zenal, sehari-harinya pun berprofesi sebagai pedagang asongan yang berkeliling ke sekolah-sekolah.
"Mungkin temannya, dan untuk pemilik rumah berprofesi setiap harinya dagang asongan, keliling ke sekolah," ungkap Zenal.
Hingga saat ini, terduga teroris masih berada di Mako Polres Tasikmalaya untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Dalam penggeledahan tersebut, petugas polisi mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk buku-buku yang disimpan dalam sebuah dus.
Baca juga: Kasus Korupsi CSR BI, Heri Gunawan Dicecar KPK soal Keterlibatan Seluruh Anggota Komisi XI DPR
Zenal menyebut dirinya tidak sempat melihat isi buku-buku tersebut dan tidak mengetahui kasus apa yang sedang diusut oleh pihak berwenang.
"Bawa buku banyak ada sekitar satu dus, dan saya nggak sempat baca. Dan saya kurang tahu pas diamankan kasus apa," pungkasnya.