TRIBUNNEWS.COM - Selasa (13/8/2019) dini hari merupakan puncak dari hujan meteor Perseid.
Hujan meteor Perseid merupakan fenomena tahunan yang terjadi pada Juli-Agustus dan dapat dilihat dengan mata telanjang di Indonesia.
Hujan meteor Perseid terjadi karena Bumi melintasi jalur orbit Komet Swift-Tuttle sekitar 17 Juli-24 Agustus 2019.
Peristiwa tersebut mengakibatkan partikel komet tertarik gravitasi Bumi, sehinngga saat memasuki atmosfer partikel komet akan terbakar dan memberikan efek seperti bintang jatuh.
Partikel komet yang tidak habis terbakar dan jatuh mengenai permukaan Bumi disebut meteorit.
Dikutip Tribunnewswiki dari Sciencing.com, sebuah penelitian mengungkapkan meteorit akan berdampak pada ekosistem jika meteorit berdiameter lebih dari satu kilometer.
Dampak tersebut adalah:
Musim Dingin
Setelah tabrakan meteorit terjadi, langit Bumi akan menjadi gelap karen batuan terpecah dan partikel debu naik ke udara.
Partikel tersebut dinamakan sebagai ejecta, akan menumpuk di awan.