Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak 1923 hingga1928.
Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada 1933.
Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II.
Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini.
Pasalnya, Bosscha sempat mengalami kerusakan akibat perang.
Kemudian pada 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI.
Setelah ITB berdiri pada 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari kampus ini.
Sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.
Baca: 4 Fakta Film 'Wonder Woman 1984', Secara Misterius Steve Trevor Kembali Muncul dalam Film
Selain mengemban tugasnya dalam penelitian dan pendidikan, Observatorium Bosscha melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat.
Baik dalam bentuk kegiatan rutin maupun kegiatan bersifat insidental, bergantung pada terjadinya fenomena astronomi yang menarik.
Observatorium Bosscha pun membuka peluang kolaborasi dan belajar bagi mahasiswa maupun peneliti dari berbagai tempat di seluruh dunia.
Peneliti dan mahasiswa dari berbagai tempat telah datang untuk melakukan pengamatan astronomi, melakukan analisis data astrofisika, belajar instrumentasi, dan lain sebagainya.
Observatorium Bosscha juga menerima mahasiswa maupun peneliti yang ingin belajar topik-topik non–astronomi yang relevan.