Setelah bertransaksi, mereka pun meninggalkan barang itu di halaman belakang pabrik kecil milik laki-laki itu.
Saat Ferreira dan beberapa pekerja lainnya mulai memisahkan potongan mesin yang dibeli, mereka menggunakan palu yang memiliki bobot cukup berat untuk membuka bongkahan timah yang tebal itu.
Dan ketika timah berhasil dibuka, para pekerja ini menemukan debu berwarna kebiru-biruan yang tersimpan didalamnya dan tampak berkilauan.
Mereka pun tertarik dengan bubuk yang tampak memikat itu, bahkan beberapa orang diantaranya memegang dan memeriksa bubuk yang belakangan diketahui sebagai cesium 137.
Leide Ferreira yang berusia 6 tahun dan merupakan anak perempuan dari pemiliki pabrik itu bahkan mengoleskan bubuk tersebut pada kulitnya.
Ia kemudian langsung mengkonsumsi sepotong roti, dan tidak menyadari bahwa tangannya telah terkontaminasi zat tersebut.
Secara tidak sadar, ia memasukkan partikel mematikan itu ke dalam mulut hingga masuk ke bagian perut.
Dokter yang menanganinya mengatakan bahwa Leide adalah satu dari beberapa orang yang bisa dipastikan tidak akan bertahan.
Sementara itu, dokter militer yang ikut dilibatkan dalam perawatan tersebut menyampaikan bahwa beberapa pasien mungkin terpapar dua kali lipat radiasi, ini cukup mampu untuk menewaskan orang dewasa.
Gejala rambut rontok dan luka bakar pun turut dirasakan enam korban terparah.
Dokter menunjukkan bahwa mereka mengalami beberapa gejala mulai dari rontoknya rambut, kulit yang terbakar, diare serta muntah.
Dua dokter asal Amerika yang memiliki keahlian dalam darurat radiasi, serta seorang dokter dari Soviet yang pernah merawat pasien Chernobyl pun turut dilibatkan dalam penanganan pasien tersebut.
Di Goiania, aparat setempat mengatakan sekitar 4.000 orang telah dilakukan pengujian radiasi, dan semuanya menunjukkan tingkat kontaminasi rendah.
Perlu diketahui, artikel media cetak milik The New York Times ini telah dibuat versi digitalnya, sebelum dimulainya publikasi online pada 1996.