Sementara tiga gerhana lainnya, tidak bisa dilihat dari Indonesia.
Berikut rinciannya:
1. Gerhana Bulan Total (GBT) pada 26 Mei 2021 yang dapat diamati dari Indonesia
2. Gerhana Matahari Cincin (GMC) pada 10 Juni 2021 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
3. Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada 19 November 2021 yang dapat diamati dari Indonesia
4. Gerhana Matahari Total (GMT) pada 4 Desember 2021 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
Terjadi Bertepatan dengan Hari Raya Waisak
Gerhana Bulan Total kali ini bertepatan dengan detik-detik Waisak, yakni pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB dengan jarak 357.461 kilometer dari Bumi.
Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka.
Pada saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sedemikian rupa sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal dengan bumi berada di antara keduanya.
Kedudukan membentuk garis lurus tersebut dikenal dengan istilah oposisi (solar) atau istiqbal.
Jadi, Matahari dan Bulan membentuk sudut 180° satu sama lain dalam peredarannya.
Saat kedua benda langit tersebut tepat membentuk sudut 180° di hari Waisak dikenal sebagai "detik-detik Waisak".
Dengan kata lain, detik-detik Waisak merupakan puncak bulan purnama pada bulan Waisaka menurut penanggalan India yang didasari oleh peredaran Bulan.