Sementara itu hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Namun demikian, jelas Daryono, berdasarkan hasil observasi tinggi muka air laut menunjukkan ada kenaikan dan terjadi tsunami kecil yang diduga kuat berkaitan longsoran bawah laut yang dipicu gempa.
"Sehingga dapat kita saksikan beberapa rekaman adanya tsunami kecil yang melanda pantai," ungkapnya.
Kejadian tsunami kecil terekam di Stasiun Tide Gauge Tehoru yang dioperasikan oleh BIG dengan ketinggian maksimum sekitar 50 cm pada pukul 11.47 WIB (4 menit setelah gempa).
Kejadian tsunami kecil juga terekam di Stasiun Tide Gauge Banda (BIG) dengan ketinggian maksimum 7 cm pada pukul 12.02 WIB (19 menit setelah gempa).
Adapun hingga petang pukul 16.00 WIB, hasil monitoring BMKG telah terjadinya 16 gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo berkisar antara 1,9 - 3,7.
Baca juga: Info BMKG Kamis, 17 Juni 2021: Gelombang Tinggi di Perairan Selatan Jawa Timur Capai 6 Meter
5. Kawasan Rawan Bencana
Lebih lanjut, Daryono menjelaskan wilayah selatan seram merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami.
Sebelumnya, di wilayah ini sudah terjadi gempa dan tsunami destruktif, seperti :
- Gempa dan Tsunami Ambon-Seram 1674 menyebabkan 2.243 orang meninggal
- Gempa dan Tsunami Elpaputih 1899 menyebabkan 4.000 orang meninggal
- Gempa dan Tsunami merusak di Ambon 1950
- Gempa Ambon 2019 menyebabkan 31 orang meninggal
Baca juga: Hadapi Potensi Tsunami di Pesisir Selatan Jawa Timur, BNPB: Tingkatkan Pencegahan
6. Sejarah Tsunami akibat Longsoran
Daryono juga mengungkapkan sejumlah tsunami di Indonesia yang terjadi dipicu longsoran.
"Seperti Tsunami Selat Sunda 1883, Tsunami Elpaputih 1899, Tsunami Lembata 1979, Tsunami Flores 1992, Tsunami Palu 2018, dan Tsunami Selat Sunda 2018," pungkas Daryono.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)