China sendiri mengatakan telah menyerahkan dokumen sikap tentang aturan penggunaan teknologi AI pada militer.
Ini adalah pertama kalinya China mengajukan proposal yang komprehensif dan sistematis tentang tata kelola keamanan AI dalam kerangka Konvensi PBB tentang Senjata Konvensional Tertentu.
Di saat yang sama, banyak LSM, pakar AI, serta ahli robotika juga mendorong dimulainya negosiasi tentang aturan yang mengikat senjata otonom secara hukum.
Beberapa negara seperti Austria, Chili, Irlandia, dan Selandia Baru juga mendukung adanya aturan yang mengikat.
Kegagalan pembicaraan pada hari Jumat pekan lalu praktis membuat negara-negara dan organisasi non-pemerintah yang telah menyerukan aturan yang mengikat secara hukum merasa kecewa. (Prihastomo Wahyu Widodo)