TRIBUNNEWS.COM - Studi para ilmuwan menduga ada planet ekstrasurya raksasa atau exoplanet yang memiliki awan logam dan hujan permata cair di dalamnya.
Planet ekstrasurya raksasa tersebut yang berjarak sekitar 855 tahun cahaya dari Bumi.
Planet exoplanet bernama WASP-121b ini juga diketahui memiliki beberapa keunikan.
Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy pada Senin (21/2/2022), planet WASP-121b itu pertama kali ditemukan pada tahun 2015 melalui pengamatan Teleskop Luar Angkasa Hubble.
Baca juga: Mengenal Tata Surya Beserta Planet-planet yang Ada di Dalamnya
Suhu planet ini mencapai 2.227 derajat Celsius di lapisan atmosfer terdalam dan 3.227 derajat Celsius di lapisan atasnya pada sisi siang.
Sementara di sisi malam, suhunya lebih dingin yaitu 1.527 derajat Celsius, dan turun menjadi 1.227 derajat Celsius di atmosfer bagian atas.
Peneliti juga mengatakan massa serta diameter WASP-121b lebih besar daripada planet Jupiter.
Baca juga: Dugaan Peneliti Meleset, Danau Tersembunyi di Planet Mars Tidak Ada Airnya, Ternyata Ini Isinya
Suhu exoplanet ini yang sangat panas membuat unsur-unsur logam berat seperti besi dan magnesium, terus-menerus mengalir keluar dari atmosfer menuju luar angkasa.
Sejak pertama kali diidentifikasi, para peneliti pun mulai mempelajari planet raksasa WASP-121b untuk mengetahui karakteristiknya, salah satunya menemukan bahwa planet ini memiliki hujan permata cair.
"Dengan pengamatan ini, kami benar-benar mendapatkan pandangan global tentang meteorologi sebuah planet ekstrasurya," papar penulis utama studi, Thomas Mikal-Evans.
Seperti dilansir dari CNN, Senin (21/2/2022) setiap 30 jam sekali, WASP-121b akan menyelesaikan satu orbit.
Baca juga: Mengenal Sistem Tata Surya: Matahari, Planet Dalam, Planet Luar, Komet, Meteoroid, dan Asteroid
Satu sisi planet yang menghadap bintang akan mengalami siang hari, sedangkan sisi lainnya adalah malam hari secara permanen.
"Jupiter panas terkenal memiliki sisi siang hari yang sangat terang, tetapi sisi malam berbeda. Sisi malam (planet raksasa) WASP-121b sekitar 10 kali lebih redup daripada sisi siangnya," jelas rekan peneliti dari Massachusetts Institute of Technology, Tansu Daylan, menjelaskan selain planet raksasa memiliki hujan permata cair.
Dia menambahkan, para astronom sedang mempelajari kedua sisi planet WASP-121b guna lebih memahami atmosfer dan cuacanya menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble.
Mereka juga menegaskan bahwa exoplanet WASP-121b tidak layak huni, sebab suhunya yang sangat panas dan esktrem.
"Sangat menarik untuk mempelajari planet seperti WASP-121 b yang sangat berbeda dengan yang ada di Tata Surya kita, karena memungkinkan kami untuk melihat bagaimana atmosfer dalam kondisi ekstrem," ucap penulis studi dari The Open University di Inggris, Joanna Barstow.
Baca juga: Fenomena Geiser di Bumi dan Tata Surya, Di Yellostone Tak Setinggi di Bulannya Planet Saturnus
Kemudian, tim juga menghitung kecepatan angin di planet ini melebihi 11.000 mil per jam.
Dengan informasi tersebut, mereka memodelkan jenis bahan kimia dan molekul lain yang mungkin terkandung di atmosfer WASP-121b.
Saat angin mencapai sisi malam, maka suhu di planet cukup dingin yang dapat membentuk awan logam dari besi serta korundum, mineral yang umumnya ditemukan di batu rubi dan safir Bumi.
Para peneliti mengatakan, awan logam yang dimiliki planet ekstrasurya WASP-121b diperkirakan terdorong ke sisi siang hari karena logam menguap menjadi gas.
Kemudian, sebelum awan keluar dari sisi malam pelepasan hujan permata cair pun bisa terjadi di planet raksasa WASP-121b ini.
"Meskipun penemuan ribuan exoplanet, kami hanya dapat mempelajari atmosfer sebagian kecil karena sifat pengamatan yang menantang," ungkap Mikal-Evans. (Zintan Prihatini)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Planet Raksasa WASP-121b Diduga Memiliki Hujan Permata Cair, Studi Jelaskan"