News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fenomena Astronomis Bulan Purnama Pink Moon, Minggu Dini Hari Jadi Waktu yang Tepat untuk Mengamati

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Bulan Purnama Perige Super Pink Moon

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu fenomena astronomis yang disebut Bulan Merah Muda atau Pink Moon akan menerangi langit sepanjang akhir pekan ini.

Fenomena Bulan Purnama, Supermoon biasa dikenal dengan Super Pink Moon, Sprouting Grass Moon, Growing Moon, dan Egg-Egg.

Menurut NASA, fenomena Pink Moon akan muncul penuh dari Jumat pagi hingga Senin pagi.

Mengutip dari timeanddate.com, puncak dari fenomena bulan purnama pink ini akan terjadi di Indonesia pada Minggu (17/4/2022) dini hari.

Lalu kapan waktu terbaik untuk menyaksikan Pink Moon?

Baca juga: 7 Fenomena Astronomi di Bulan Ramadhan 2022: Ada Hujan Meteor Lyrid

Baca juga: Jokowi: Fenomena Perubahan Iklim Semakin Nyata

Waktu Terbaik Menyaksikan Pink Moon di Indonesia

Mengutip dari Kompas.com, astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengatakan, oposisi Bulan terjadi manakala kedudukan Bulan berlawanan arah terhadap kedudukan Matahari dilihat dari Bumi.

Sehingga Bulan akan terlihat sepanjang malam.

“Dalam tataran teknis, malam Bulan purnama adalah malam di mana terbenamnya Matahari hampir bersamaan waktunya dengan terbitnya Bulan dan sebaliknya terbitnya Matahari juga hampir bersamaan waktunya dengan terbenamnya Bulan,” terang Marufin kepada Kompas.com, Kamis (7/4/2022).

Marufin juga menjelaskan, berdasarkan perhitungan, fenomena Bulan Pink ini bisa disaksikan di seluruh Indonesia pada Minggu, 17 April 2022 pukul 01.58 WIB.

Asal Usul Nama Pink Moon

Mengutip dari laman CNN, menurut Petani Alamanak, Pink Moon dikaitkan dengan mekarnya tanaman Phlox subulata di musim semi.

Phlox Subata merupakan bunga liar merah muda yang berasal dari Amerika Utara bagian timur.

Tanaman ini umumnya dikenal sebagai phlox merayap, phlox lumut atau phlox gunung.

Menurut Petani Alamanak, nama-nama penduduk asli Amerika untuk bulan purnama April adalah penghormatan kepada musim semi.

Suku Dakota menjulukinya "moon when the streams are again navigable," atau "bulan ketika sungai dapat dilayari kembali".

Sedangkan suku Tlingit menyebutnya "budding moon of plants and shrubs," atau "bulan tunas tanaman dan semak".

Hal tersebut mengacu pada akhir musim dingin dan kebangkitan pertumbuhan tanaman.

Pink Moon Sejalan dengan Beberapa Hari Raya Keagamaan

Menurut NASA, Pink Moon juga sejalan dengan beberapa hari raya keagamaan.

Bagi Umat Kristen, Pink Moon dsebut bulan Paskah.

Menurut kalender gerejawi Kristen, hal tersebut dikarenakan bulan purnama terjadi sebelum Paskah.

Kemudian bagi umat Hindu, bulan ini menandai Hanuman Jayanti, perayaan dewa kera Hindu Dewa Hanuman.

Sementara bagi umat Buddha, Pink Moon merupakan adalah Bak Poya terutama di Sri Lanka.

Selain itu, terjadinya Pink Moon juga memperingati kunjungan Buddha ke negara pulau itu dan merupakan tempat Buddha mencegah perang dengan menyelesaikan perselisihan antar kepala suku.

(Tribunnews.com/Farrah Putri) (Kompas.com/Ellyvon Pranita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini