Dua Bulan Bertahan
David Bennett Sr., yang setidaknya dua bulan bertahan hidup dengan jantung babi, diduga meninggal dunia karena virus hewan liar.
Operasi transplantasi jantung babi ke manusia pertama di dunia tersebut dilakukan pada Januari lalu, ditangani seorang ahli bedah yang fokus pada transplantasi di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Dr. Bartley Griffith.
Baca juga: Tidak Mau Divaksin, Pria di AS Dihapus dari Daftar Tunggu Transplantasi Jantung
Awalnya prosedur ini dianggap berhasil, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) memberikan otorisasi darurat untuk melakukan transplantasi organ hewan ke manusia.
Menurut MIT Technology Review, ini merupakan transplantasi jantung babi ke manusia pertama yang dimodifikasi secara genetik.
Penolakan terhadap jenis prosedur ini sering difokuskan pada fakta bahwa organ hewan dapat menularkan patogen baru ke manusia.
Sebelum prosedur dilakukan, jantung babi diubah secara genetik dengan harapan tidak ditolak oleh sistem kekebalan pasien.
Revivicor, sebuah perusahaan obat khusus produk regeneratif, menyediakan jantung transplantasi tersebut.
Baca juga: Apa Itu Transplantasi Rambut? Inilah Proses, Manfaat, hingga Efek Sampingnya
Staf Universitas Maryland menambahkan, hewan tersebut telah diperiksa terkait virus dan porcine cytomegalovirus (pCMV), virus yang diyakini berperan dalam kasus kematian yang terjadi.
Hasilnya tidak terdeteksi secara aktif virus-virus tersebut sebelum prosedur dilakukan.
Sebagai informasi, Bennett memiliki kondisi jantung terminal dan tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung manusia, dikarenakan kekurangan organ manusia dan sebelumnya gagal mengikuti perintah dokter.
“Tidak ada bukti bahwa virus tersebut menyebabkan infeksi pada pasien, termasuk menginfeksi jaringan atau organ apa pun di luar jantung.
Penyebab kematian penerima jantung babi masih dipelajari,” tegas pihak universitas.
Dugaan penyebab kematian