Terbaru, dalam penelitian terhadap penyebab potensial, kematian diduga karena gagal jantung stadium lanjut pasien sebelum transplantasi.
Selain itu, tercatat penemuan bukti virus pCMV melalui pengujian khusus yang sangat sensitif.
Pihak universitas menegaskan, jantung telah diuji sebelum dikirimkan ke Maryland dan beberapa hari sebelum transplantasi dilakukan.
Langkah-langkahnya pun telah mengikuti prosedur FDA dan babi dibesarkan di fasilitas yang dirancang untuk mencegah infeksi virus.
Selama satu setengah bulan pertama setelah prosedur transplantasi, penerima dalam keadaan sehat.
Hasil tes kembali terhadap virus babi setelah 20 hari menunjukkan sedikit tanda-tanda penyebaran.
“Jadi kami mulai berpikir, bahwa virus yang muncul sangat awal pada hari ke-20 hanya dengan sekejap mulai tumbuh seiring waktu dan mungkin pemicu semua ini,” tulis Griffith.
Setelah 45 hari transplantasi dilakukan, kesehatan pasien terus menurun.
Tak berselang lama, pasien penerima transplantasi jantung babi tersebut meninggal dunia pada 8 Maret 2022. (Kompascom/Mela Arnani/Bestari Kumala Dewi/Zintan Prihatini/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)