TRIBUNNEWS.COM - Fenomena Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon terjadi pada 15-16 Mei 2022.
Dilansir Lapan.go.id, fenomena Gerhana Bulan Total ini tidak dapat disaksikan di wilayah Indonesia karena Bulan sudah di bawah ufuk.
Namun, Gerhana Bulan dapat disaksikan di Benua Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah (kecuali Iran bagian Timur), Selandia Baru, dan sebagian besar Oseania.
Baca juga: Doa saat Melihat Gerhana, Ini Pandangan Islam tentang Fenomena Gerhana
Baca juga: Besok Terjadi Gerhana Matahari di Sejumlah Wilayah di Dunia, Tak Bisa Diamati di Indonesia
Gerhana Bulan Total kali ini bertepatan dengan Hari Raya Waisak 2566 Buddhist Era (BE) yang mana detik-detik Waisak terjadi saat purnama astronomis nisfu (pertengahan) Syawal 1443 H yakni pada pukul 11.14.10 WIB / 12.14.10 WITA / 13.14.10 WIT.
Gerhana Bulan Total merupakan fenomena astronomis ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus dan Bulan masuk seluruhnya ke dalam bayangan inti/umbra Bumi.
Sehingga, tidak ada sinar Matahari yang dapat dipantulkan ke permukaan Bulan.
Gerhana Bulan Total cenderung berwarna kemerahan disebabkan oleh pembiasan Rayleigh, yakni pembiasan sinar Matahari secara selektif oleh atmosfer Bumi.
Saat Bulan berada di sisi yang berlawanan dengan sisi Bumi yang mengalami siang hari, sinar Matahari akan menempuh lintasan yang lebih panjang dibandingkan dengan sisi Bumi yang mengalami siang hari, sehingga sinar Matahari yang sampai ke Bulan akan dibiaskan ke panjang gelombang yang lebih panjang dalam spektrum cahaya tampak yakni spektrum merah.
Gerhana Bulan Total dapat juga berwarna jingga kemerahan yang disebabkan oleh debu dan kualitas udara yang buruk pada lokasi pengamatan.
Sementara itu, Gerhana Bulan Total dapat berwarna merah kusam hingga kecoklatan jika kualitas udara di lokasi pengamatan bersih dari debu.
Puncak Gerhana Bulan Total akan terjadi pada 16 Mei 2022 pukul 04.11.33 UT atau 11.11.33 WIB.
Bagi beberapa wilayah di benua Amerika, puncak gerhana kali ini terjadi pada 15 Mei 2022.
Baca juga: BMKG: Awal Musim Kemarau Ditandai Fenomena Suhu Udara Sangat Panas di Siang Hari
Baca juga: Simak 2 Fenomena Astronomis Bulan Mei 2022, Apa Saja?
Gerhana ini merupakan gerhana ke-34 dari 72 gerhana dalam siklus Saros 131.
Magnitudo (lebar) maksimum gerhana kali ini mencapai 141,37 % diameter Bulan untuk umbra dan 237,26 % diameter Bulan untuk penumbra.
Titik pusat Bulan berada di 25,32 % diameter Umbra bumi sebelah selatan titik pusat umbra Bumi.
Berikut ini Fase Gerhana Bulan Total, dikutip dari Edukasi Sains Lapan:
Awal Penumbra (P1) = 01.32.11 UT / 08.32.11 WIB
Awal Sebagian/Parsial (U1) = 02.27.57 UT / 09.27.57 WIB
Awal Total (U2) = 03.29.07 UT / 10.29.07 WIB
Akhir Total (U3) = 04.54.00 UT / 11.54.00 WIB
Akhir Sebagian/Parsial (U4) = 04.55.11 UT / 12.55.11 WIB
Akhir Penumbra (P4) = 06.50.52 UT / 13.50.52 WIB
Durasi Fase Penumbral = 5 jam 18 menit 40 detik
Durasi Fase Umbral = 3 jam 27 menit 14 detik
Durasi Fase Total = 1 jam 24 menit 53 detik
*) Waktu telah disesuaikan dengan deltaT = 69 detik
(Tribunnews.com/Latifah)