TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Ilmuwan Israel sedang bekerja untuk mengembangkan 'senjata presisi' demi melawan gangguan usus yang terdiri dari virus yang melawan bakteri.
Dua 'koktail' virus yang berbeda telah menjalani uji klinis Fase 1, dengan hasil awal menunjukkan bahwa koktail virus itu aman, dan pengujian in vitro pada hewan yang ekstensif menunjukkan bahwa koktail virus ini dapat melawan bakteri.
Dikutip dari laman The Times of Israel, Sabtu (6/8/2022), penelitian peer-review yang diterbitkan dalam jurnal Cell menyatakan bahwa virus secara efektif mengurangi jumlah Klebsiella pneumoniae, bakteri yang ditemukan dalam jumlah besar pada usus orang dengan Crohn dan kolitis ulserativa.
"Sepengetahuan kami, ini merupakan pendekatan 'peluru perak' pertama yang menjanjikan penekanan yang tepat terhadap mikroba usus penyebab penyakit, tanpa merusak mikrobioma di sekitarnya," kata Prof. Eran Elinav dari Weizmann Institute of Science, yang memimpin tim peneliti.
Perlu diketahui, gagasan menggunakan virus dalam obat-obatan untuk melawan bakteri, yang dikenal sebagai bakteriofag atau terapi fag bukan merupakan hal yang baru, dan telah diteliti secara intensif pada awal abad ke-20.
Namun, sebelum mencapai keberhasilan yang signifikan, antibiotik pun ditemukan dan upaya penggunaan virus secara klinis juga sebagian besar ditinggalkan, meskipun para ilmuwan terus menggunakan fag dalam pengaturan laboratorium.
Saat ini, memang terjadi peningkatan minat pada kemungkinan terapi fag, di tengah kekhawatiran tentang bakteri yang dianggap kebal antibiotik.
Baca juga: Penelitian Tunjukan Mutasi Virus Cacar Monyet Lebih Menular
Beberapa peneliti mengklaim bahwa mereka dapat memberikan solusi untuk masalah tersebut, dan beberapa terapi fag saat ini sedang dikembangkan meskipun tidak ada yang digunakan secara luas.
Proyek Weizmann dimulai dengan para ilmuwan menganalisis mikrobioma individu dengan Crohn dan kolitis ulserativa untuk melihat bakteri mana yang akan membantu untuk melawan.
"Kami menyaring 4 kelompok orang yang berbeda dan menemukan bakteri yang ada diantara orang-orang dengan Crohn dan kolitis ulserativa, Klebsiella pneumoniae, kami memutuskan untuk menargetkannya dengan bakteri fag yang tidak membahayakan sel atau bakteri lain. Dengan kata lain, dengan bakteri yang sangat spesifik," kata salah satu anggota tim peneliti, Sara Federici.
Tim peneliti, kata dia, mengidentifikasi virus atau fag yang memiliki potensi untuk melawan bakteri dan mengujinya terhadap bakteri in vitro, kemudian pada tikus dengan Crohn dan kolitis ulserativa.
"Dari hasil tersebut, kami dapat melihat virus mana yang paling efektif. Kami kemudian memilih virus terbaik dan mencobanya di perangkat lab yang meniru usus manusia, dan mendapatkan hasil yang bagus," jelas Federici.
Dalam perkembangan terakhir, dua kombinasi virus atau 'koktail' dirawat dalam uji klinis Fase 1.
"Peserta studi mengambil fag selama 6 hari dan tidak ada reaksi yang merugikan. Fag bertahan dan bahkan berkembang biak pada usus manusia dari waktu ke waktu, namun tidak menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan pada sisa mikroba usus," papar Federici.
Fag saat ini akan menjalani pengujian klinis lebih lanjut untuk melihat apakah mampu melawan bakteri dan bermanfaat bagi kesehatan.
Para peneliti Weizmann berharap dapat mengembangkannya menjadi obat yang baik untuk mengobati Crohn dan kolitis ulserativa atau mungkin mencegah penyakit diantara orang-orang yang dinilai memiliki tingkat Klebsiella pneumoniae yang tinggi.
"Visi kami adalah untuk akhirnya mengembangkan terapi yang dipersonalisasi untuk berbagai gangguan, di mana strain bakteri usus penyebab penyakit akan diidentifikasi pada setiap pasien dan koktail fag akan dirancang untuk hanya membunuh strain tersebut," pungkas Prof. Elinav.