Sementara itu, saat Kutub Selatan dan belahan bumi selatan condong ke matahari dan Kutub Utara dan belahan bumi utara menjauhi matahari terjadi pada Desember.
Sehingga disebut sebagai solstis Desember.
Baca juga: Dampak Solstis 21 Desember pada Durasi Siang di Indonesia, Ini Rinciannya
Dampak Solstis
Secara umum, fenomena solstis berdampak pada gerak semu harian matahari ketika terbit, berkulminasi dan terbenam.
Juga intensitas radiasi matahari yang diterima permukaan Bumi.
Dampak lainnya pada panjang siang dan panjang malam serta pergantian musim.
"Dampak solstis yang dirasakan manusia tentu tidak seekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan tersebut," lanjut Andi Pangerang.
Ia menegaskan fenomena solstis tidak ada hubungannya dengan peristiwa bencana alam.
Misalnya letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, atau banjir rob bila itu terjadi pada waktu terjadinya fenomena solstis.
"Sebab fenomena solstis merupakan fenomena murni astronomis yang dapat memengaruhi iklim dan musim di Bumi."
"Sementara fenomena-fenomena tersebut disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik, dan hidrometeorologi," tegasnya.
Dikutip dari Kompas.com, saat fenomena solstis terjadi, menurut Andi, tidak ada larangan bagi masyarakat untuk keluar rumah.
Sebab, solstis tidak berkaitan dengan aktivitas berbahaya apa pun.
Waktu Terjadinya Fenomena Solstis