Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Cacing pita sepanjang 10 cm berhasil dikeluarkan dari otak seorang pria.
Mengkonsumsi semua jenis makanan memang harus berhati-hati.
Meski sekilas sudah terlihat layak makan, ada baiknya untuk selalu memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar dan cara memasak.
Terlebih jika makanan tersebut merupakan hidangan yang dimasak dengan cara dipanggang.
Akan lebih baik jika makanan tersebut benar-benar matang.
Pasalnya, makanan yang dipanggang terkadang memiliki tingkat kematangan tak merata.
BACA: Fan BingBing Dapat 0 Persen Dalam Daftar Tanggung Jawab Sosial Selebriti di China
Dilansir Tribunnews dari South China Morning Post, seorang pria asal China sangat menyukai makanan yang dipanggang.
Sayang, pria bernama Liu ini tampaknya tak memperhatikan makanan yang dikonsumsi.
Liu memutuskan pergi ke rumah sakit setelah ia menderita epilepsi mendadak.
Awalnya ia pergi ke rumah sakit lokal di dekat rumahnya di Jian.
Namun, pihak dokter tidak menemukan penyabab epilepsi yang dideritanya.
Baru saat Liu berkunjung ke rumah sakit Nanchang, provinsi Jiangxi, dokter menemukan cacing pita bersarang di otaknya.
Dokter mengatakan cacing pita tersebut menjadi penyabab Liu menderita epilepsi.
Pada Senin (10/9/2018) kemarin, Liu menjalani prosedur operasi untuk mengeluarkan cacing pita tersebut di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Nanchang.
Dokter Wang Chunliang, yang memimpin operasi Liu, mengungkapkan keberadaan si cacing pita ditemukan lewat hasil tes darah.
"Cacing itu masih hidup saat kami mengeluarkannya. Hewan ini sangat kenyal, berwarna putih, dan bisa berenang," tutur dokter Wang.
Cacing pita tersebut diyakini menemukan jalan menuju otak Liu dari hidangan yang terkontaminasi atau setengah matang.
Wang mengatakan penyebab cacing pita bisa berada di otak Liu bisa jadi karena pria 26 tahun ini sangat gemar hidangan yang dimasak dengan cara dipanggang.
Terlebih Liu hampir setiap hari mengkonsumsi makanan kesukaannya tersebut.
Liu menjelaskan dirinya merasa baik-baik saja hingga beberapa bulan terakhir.
Ia mulai menderita serangkaian serangan epilepsi hingga akhirnya memutuskan pergi ke rumah sakit.
Guo Hui, presiden Pusat Neuromedical Shanghai, mengatakan kasus semacam Liu ini sering ditemukan pada orang-orang yang terbiasa makan daging dan makanan laut mentah atau setengah matang, serta di daerah-daerah di mana persediaan air bersih sangat kurang.
Cacing atau telurnya bisa saja tetap hidup saat makanan tak dimasak secara benar.
Hal tersebut mengakibatkan cacing bisa melakukan perjalanan melalui darah ke otak atau organ lain.
"Karena otak menerima hampir seperempat dari pasokan darah manusia, kemungkinan cacing mencapai otak dan tinggal di sana relatif lebih tinggi daripada organ lain," jelas Guo.
Jika tak segera ditangani, cacing bisa bereproduksi dan merusak fungsi otak, menyebabkan gejala seperti sakit kepala, mual, pendarahan pada pembuluh darah, dan epilepsi.
Kasus serupa seperti yang dialami Liu ini dilaporkan pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Dokter di Guangdong berhasil mengeluarkan cacing sepanjang 25 cm dari gadis 12 tahun.
Gadis tersebut mendapat perawatan intensif setelah tiba-tiba pingsan dan tidak sadarkan diri selama setengah jam.
Dokter menduga cacing tersebut sudah hidup di tubuhnya selama lebih kurang enam tahun.
Pada Mei 2018 lalu, cacing sepanjang 30 cm berhasil dikeluarkan dari otak pria 35 tahun.
VIRAL: Pemerintah Australia Ternyata Gunakan Jaringan Kamera Pemantau China
Ia menjalani prosedur operasi setelah menderita mati rasa di wajah dan beberapa anggota tubuhnya selama enam bulan.
Dalam dua kasus tersebut, pasien memiliki kebiasaan meminum air yang kurang bersih.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)