TRIBUNNEWS.COM - Wilayah Mamasa, Sulawesi Barat kembali diguncang gempa hari ini, Selasa, 6 November 2018.
Seperti yang Tribunnews himpun dari data BMKG, telah terjadi 3 kali guncangan gempa yang dirasakan di Mamasa, Sulawesi Barat, hingga pukul 10:18:40 WIB.
Gempa pertama terjadi dini hari pukul 01:35:53 WIB dengan magnitudo 5,5.
Guncangan kembali terjadi pada pukul 07:25:25 WIB dengan magnitudo 3,4.
Baca: FAO Bantu Petani dan Nelayan Indonesia Bangkit Pasca Gempa Bumi dan Tsunami
Gempa terakhir yang mengguncang wilayah Mamasa hingga siang ini yaitu pukul 10:18:40 WIB, dengan magnitudo 4,6.
Warga Mamasa merasakan getaran gempa dengan skala II-III MMI.
Skala yang sama juga dirasakan di Toraja.
BMKG menyatakan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Selain di Sulawesi Barat, dua daerah lain di Indonesia juga merasakan gempa.
Denpasar merasakan guncangan gempa bermagnitudo 3,6 pada pukul 01:57:01 WIB.
Wilayah Lombok juga terkena gempa bermagnitudo 4,6 pada pukul 08:00:14 WIB hari ini.
Gempa tersebut juga dirasakan di Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat, Mataram, Lombok Tengah dengan skala yang berbeda-beda.
Berdasarkan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), beginilah gambaran keadaan yang dirasakan seseorang terhadap guncangan gempa, dikutip dari situs BMKG:
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)