Dia kemudian diidentifikasi sebagai warga Palestina dari Tepi Barat yang bekerja di Israel.
Delapan orang lainnya terluka dalam serangan itu, termasuk dua wanita yang dibawa oleh ambulans Israel dalam kondisi kritis.
Sebagai tanggapan, Israel Defense Forces (IDF) menerangkan apa yang disebut serangan berskala luas terhadap sasaran-sasaran militer milik Hamas dan kelompok-kelompok Jihad Islam.
Dikatakan bahwa mereka memasukkan markas intelijen militer Hamas di Gaza utara dan "sebuah kapal unik" di sebuah pelabuhan di selatan wilayah itu.
Bangunan perumahan Hamas Al-Aqsa TV juga dibom setelah dievakuasi.
IDF mengatakan outlet "berkontribusi pada tindakan militer Hamas".
Kementerian kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan enam orang tewas dan 25 lainnya cedera dalam serangan itu.
Empat dari korban tewas adalah militan dan dua orang dikatakan sebagai petani di Gaza utara.
Ini adalah salah satu pertempuran paling serius sejak Israel dan Hamas berperang tahun 2014.
IDF telah memperingatkan bahwa pihaknya siap untuk "menghubungi tanggapannya" terhadap serangan roket itu, sementara sayap militer Hamas mengatakan pihaknya siap "memperluas lingkaran api" terhadap Israel.
Utusan Timur Tengah PBB Nickolay Mladenov mengatakan eskalasi itu "sangat berbahaya" dan upaya-upaya dilakukan untuk menarik Gaza "kembali dari tepi jurang".
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)