News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembunuhan di Bekasi

5 Fakta Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Motif Terungkap hingga Bunuh Pakai Linggis

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HS (30) yang sebelumnya sempat mengelak, akhirnya ditetapkan sebagai tersangka tunggal pembunuhan satu keluarga di Bekasi.

TRIBUNNEWS.COM - Polisi memastikan menangkap satu orang pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi pada Kamis (15/11/2018).

Pelaku berinisial HS langsung diperiksa intensif oleh penyidik.

Hal ini pun dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono.

Kemudian HS ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

"Iya (HS ditetapkan sebagai tersangka)," kata Argo saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (16/11/2018). Namun, Argo belum menjelaskan apakah selanjutnya akan dilakukan penahanan terhadap HS.

Baca: Polisi Belum Temukan Pelaku Lain dalam Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

Berikut ini tim Tribunnews.com himpun fakta-fakta terkait tersangka pembunuhan satu keluarga di Bekasi.

Simak selengkapnya di sini!

1. Kronologi penangkapan tersangka

Dari informasi yang beredar, HS diciduk di kawasan Tasikmalaya.

Ditangkapnya terduga pelaku pembunuhan satu keluarga ini usai mobil Nissan X-Trail bernomor polisi B 1075 UOC milik korban pembunuhan ditemukan di rumah kos daerah Kampung Rawa Lintah, Desa Mekar Mukti, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Rabu (14/11/2018).

Alif Baihaqi (28) anak pemilik kos menjelaskan bahwa tersangka meninggalkan mobilnya usia melakukan pembayaran uang muka sebesar Rp 400 ribu dari biaya kontrakan Rp 900 ribu.

Pegawai rumah kos pun meminta nama dan nomor ponsel pelaku.

"Aturan kami biasanya pesan dulu, kalau sudah nempatin baru harus lunasi. Dalam catatan namanya HS itu, dan nomor telponnya juga ada. Dia titip mobil, malam balik lagi mau ambil barang," kata Alif kepada Warta Kota, Kamis (15/11/2018).

Mobil jenis Nissan Xtrail bernomor polisi B 1075 UOC terparkir di halaman Polres Metro Bekasi Kota, Kamis (15/11/2018). Mobil ini menjadi salah satu barang bukti kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi. (WARTA KOTA/MUHAMAD AZZAM)

Alif pun tidak menyangka mobil yang dititipkan tersebut adalah milik korban pembunuhan satu keluarga yang sedang dicari polisi.

Setelah jenis mobil dan nomor polisi cocok, ia langsung menghubungi polisi.

Pihak polisi kemudian datang pada Rabu (14/11/2018), dan meminta Alif untuk memancing tersangka agar datang ke rumah untuk melunasi kekurangannya.

Pihak kepolisian pun menyamar dan diam-diam menunggu pelaku kembali ke rumah kos.

Ada juga yang tersembunyi di dalam kamar yang dipesan HS.

"Ikuti arahan polisi, kami pancing terduga pelaku karena kami pegang nomor teleponnya. Kami telpon dan SMS agar segera melunasi kekurangannya. HS itu balas nantinya ditransfer via m-banking dan dia minta nomor rekening kami," jelasnya.

"Nah dari situ polisi langsung melacak keberadaan HS. Informasi ada di Bandung, lalu ketangkap di Garut atau Tasikmalaya infonya si begitu," katanya.

Penyelidikan terus dilakukan hingga kepolisian mendapati bahwa HS sedang berada di Garut, tepatnya di kawasan kaki Gunung Guntur,

"Dia berada di satu rumah atau saung. Dia di sana mengaku hendak naik gunung. Kita geledah dan ditemukan kunci mobil, HP dan uang Rp 4 juta," jelas Argo.

Namun demikian, HS menyanggah dugaan kepolisian.

Ia mengatakan tidak melakukan apa pun kepada para korban.

Meski begitu, HS pun digelandang ke Mapolda Metro Jaya untuk didalami kasusnya.

"Kita tarik ke Polda, penanganan kita ambil. Tapi tetap Bekasi Kota bekerja," ujar Argo.

2. Motif pembunuhan

Motif pembunuhan HS terhadap satu keluarga di Bekasi pun akhirnya terungkap.

Ia mengaku membunuh karena kesal sering dimarahi oleh korban.

"(Motifnya) sering dimarahi itu saja," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (16/11/2018).

Argo juga menjelaskan bahwa sudah tiga bulan HS tidak bekerja setelah resign dari sebuah pabrik di kawasan Cikarang.

Kemudian, HS juga kerap menginap di rumah Diperum.

Saat ini polisi telah melakukan penahanan terhadap HS. Setelah sebelumnya menyandang status tersangka.

"Jadi saya tegaskan sekali lagi untuk kasus pembunuhan di Bekasi bahwa tersangka inisial HS sudah dilakukan penahanan," jelas Argo.

3. Tersangka masih kerabat korban

HS sang tersangka ternyata memiliki hubungan keluarga dengan istri korban, Maya Boru Ambarita.
"HS ini masih ada sehubungan saudara dengan korban yang perempuan," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/11/2018).

HS masih berumur di bawah 30 tahun.

4. Tersangka sempat ke klinik

Polisi menemukan barang bukti berupa celana panjang hitam milik HS yang terdapat bercak hitam.

Tak hanya di celana, polisi juga menemukan sejumlah ceceran darah di mobi Nissan X-Trail yang diamankan.

Kemudian berlanjut polisi menemukan adanya bercak atau noda hitam di jari HS.

Pihak kepolisianlantas melakukan pengambilan sampel darah terhadap HS dan juga sampel kuku HS.

"Tentunya dari semua sampel darah yang ada di mobil. Kemudian Kita juga mengambil kuku daripada seseorang yang diamankan HS. Ada kuku ada noda hitam, diambil itu untuk Labfor akan dicek apa itu darah atau bukan," katanya.

Sebelumnya, HS mengatakan kepada petugas telunjuk tangannya terluka sehingga ada darah di kukunya.

HS bahkan mengaku jatuh dan kemudian mendapat luka di kukunya itu.

"HS ini ada luka di jari telunjuk tangan. Dia kemudian pada jam 5 pagi berobat ke klinik dideket kos-kosannya di Cikarang sekitar 500 meter dari kos untuk obati jari. Ditanya perawat, mengaku ke perawat jatuh," ucap Argo Yuwono.

5. Tersangka membunuh menggunakan linggis

Saat mengakui perbuatannya, HS mengaku bahwa ia membunuh keluarga Diperum Nainggolan menggunakan sebuah linggis.

Hal ini juga dibenarkan oleh Argo Yuwono.

Namun, untuk menghilangkan jejak, HS membuang linggis itu ke Kalimalang.

"Ya, HS membuang linggis tersebut," kata Argo saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (16/11/2018).

Sementara, kedua anak Diperum Nainggolan dibunuh dengan cara yang berbeda.

Baca: Polisi Akan Mencari Linggis yang Dibuang Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi

Sarah dan Arya Nainggolan dibekap hingga tewas karena kehabisan napas.

(Tribunnews.com/Natalia Bulan R P)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini